Mirip Drakor Kisah Dibalik Mutasi Pejabat di 2 Tahun Kepemimpinan Tri

Redaktur author photo


Ilustrasi


inijabar.com, Kota Bekasi- Proses mutasi dan rotasi merupakan sebuah hal lumrah terjadi di kalangan birokrasi atau organisasi manapun termasuk di Pemerintah Kota Bekasi.

Di era kepemimpinan Tri Adhianto selama 2 tahun sejak awal Januari 2022 hingga September 2023 proses mutasi dan rotasi pejabat baik eselon 2, 3 dan 4 selalu penuh intrik penuh drama, ada cerita senang, ada cerita sedih, bahkan cerita lucu dan unik.

Kalau cerita senang tentu bukan hal yang aneh terjadi bagi pejabat ASN yang sudah digadang-gadang menempati posisi baru yang diharapkan dan hasilnya memang sesuai harapan.

Bagaimana dengan cerita sedih. Hal-hal di  luar ekspektasi dan harapan tinggi menempati jabatan baru yang diinginkan. Namun jangan kan dimutasi, namanya pun tidak tercantum dalam usulan pejabat yang dimutasi.

Bukan hanya itu, ada juga pejabat yang sudah ada namanya dalam usulan mutasi untuk menempati posisi strategis. Namun saat detik-detik pelantikan gagal dilantik, karena diduga ada instruksi dari 'langitan' untuk dibatalkan pelantikan nya.

Hal itu pernah terjadi pada salah satu ASN bernama Sowi Hidayatulloh saat namanya tercantum sebagai salah satu calon lurah di Bantargebang. Sowi pun dikabarkan shock dan sempat jatuh sakit. 

Betapa hancur hatinya, sudah berpakaian ala lurah didampingi istri tercinta dan sudah bersiap dilantik. Sayangnya Sowi diberitahu tidak jadi dilantik dengan alasan 'kebutuhan organisasi' 

Entah dibalik proses yang sudah dilalui Sowi apakah ada besaran rupiah yang sudah digelontorkan atau tidak hanya Sowi dan Tuhan yang tahu.

Kisah Sowi tersebut menjadi viral saat itu. Meskipun beberapa lama kemudian pada proses mutasi berikutnya Sowi Hidayatullah akhirnya dilantik juga menjadi Lurah di kelurahan Sepanjang Jaya Kecamatan Rawalumbu.

Selain cerita sedih di proses mutasi era kepemimpinan Tri. Ada juga cerita unik di proses mutasi yang menimpa Kepala Dinas Kesehatan Tanti Rohilawati.

Uniknya dua nama pejabat  eselon 2 yakni Bambang  Santoso yang menjabat Staf Ahli bidang Keuangan dan SDM dan Tanti Rohilawati yang menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes).  Kedua nya sudah hadir di acara pelantikan mutasi dan rotasi eselon 2 tersebut. Namun uniknya mereka dilantik tetap pada jabatan yang sama. 

Selain itu ada cerita kepasrahan dari pejabat yang dimutasi dengan jabatan tidak sesuai dengan yang 'diiming-iming' sebelumnya. Cerita ini seringkali tercium setiap kali usai mutasi dan rotasi.

"Saya dijanjikan nya di jabatan anu. Eh ternyata cuma di kasih jabatan ini,"ucap salah satu pejabat eselon 3b yang diduga juga tidak gratis.

Akhirnya 'Pasrah' dan dengan gagah nya di depan awak media berkata 'sebagai ASN siap ditempatkan di mana saja sesuai perintah pimpinan'.

Cerita seperti itu juga pernah terdengar menimpa salah satu pejabat eselon 2 yang cukup dekat dengan Tri Adhianto. Bahkan si pejabat ini sebelumnya sudah sangat loyal apapun perintah Tri pasti dilakukannya sambil berharap Tri menjadikan dirinya sebagai Sekda.

Namun kenyataannya lain. Sang pejabat tersebut cuma menempati kepala dinas yang sering disebut orang sebagai OPD kering kerontang. Sang pejabat pasrah sambil 'ngedumel' sendiri di hati nya.

Ada juga kisah memilukan tapi bukan terjadi pada pejabat yang dimutasi. Yakni kisah seorang wanita yang menjabat sebagai Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Pondok Gede yang akan purna tugas pada akhir September 2023.

Ya namanya Yeni Suharyani yang sebelumnya menjabat sebagai Sekcam di Bekasi Barat. Betapa kecewa nya wanita berkerudung ini saat disodorkan surat pengunduran diri sebagai Sekcam Pondok Gede. Padahal masa pensiun nya masih beberap minggu lagi. Namun lagi-lagi diduga karena ada instruksi 'langitan'. Dirinya menjadi korban ketidak etisan rekan sesama ASN pejabat di atasnya. Yeni pun pasrah menandatangani surat pengunduran dirinya tersebut. Sejak saat itu dirinya non job hingga akhir masa pensiunnya.

Itulah beberapa cerita layaknya Drama Korea (Drakor) mengiringi proses mutasi dan rotasi selama 2 tahun kepemimpinan Tri Adhianto di Kota Bekasi.

Tri sendiri akan habis masa jabatannya pada 20 September 2023 dan digantikan oleh seorang Penjabat yang ditunjuk dari Kemendagri.(*)

Share:
Komentar

Berita Terkini