Adu Banyak Reklame Pertarungan Seru Guru dan Murid, M2 atau Tri?

Redaktur author photo
Perang reklame antara M2 dan Tri yang terlihat di depan Giant Jl.Hasibuan Kota Bekasi.

inijabar.com, Kota Bekasi- Mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Ketua DPC PDIP Kota Bekasi Tri Adhianto yang sejak jauh-jauh hari sudah membranding dirinya menjadi  walikota Bekasi kembali di tahun 2024 ini.

Namun dengan tampilnya mantan walikota Bekasi Mochtar Mohamad (M2) yang masih punya pendukung loyalis di partai berlambang kepala Banteng tersbut menjadikan pertarungan tak terelakan antara M2 dan Tri.

M2 merupakan guru politik dari Tri Adhianto. Saat M2 menjadi Walikota Bekasi karir Tri sebagai ASN Pemkot Bekasi melonjak signifikan.

Kini M2 juga mengklaim didukung dalam pencalonan walikota Bekasi 2024 dari PDIP oleh mantan walikota Rahmat Effendi yang juga merupakan guru politik dari Tri Adhianto.

Karir Tri sebagai ASN saat Rahmat Effendi sebagai walikota Bekasi saat itu melonjak cepat.

Kini sang murid bertarung dengan kedua guru nya tersebut dalam memperebutkan kursi Kota Bekasi 1 di tahun 2024.

Salah satu akademisi Kota Bekasi Beny Tunggul juga menyatakan, bangkitnya dukungan simpatisan dan anggota senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) untuk Mochtar Mohammad begitu masif terlihat.

"Sehingga terkesan memecah dukungan terhadap Tri Adhianto, yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPC PDI-P Kota Bekasi, juga mantan Wali Kota Bekasi,"ujar Beny. Kamis (9/5/2024).

Di kubu Banteng antara Mohammad dan Tri Adhianto, kata dia, terlihat semakin terbuka di ruang publik, tergambar dari baliho-baliho kedua bakal calon.

Di Balihonya, Mochtar Mohammad  menampilkan foto Ono Surono Ketua DPD PDIP Jawa Barat, sementara di baliho Tri Adhianto menampilkan tagline Bekasi Keren.

Tri Adhianto, kata Beny, dikenal sebagai 'Wali Kota Relawan' membangun basis suara bersama kelompok, komunitas dan relawan dengan memanfaatkan jaringan birokrasi di Pemkot Bekasi.

Sementara itu, Mochtar Mohammad membangkitkan basis suaranya dari pedukung militansi M2, kelompok masyarakat, birokrat, sampai basis komunitas agama.

"Menarik kita tunggu siapa yang diberi rekomendasi apakah sang Guru atau sang Murid yang kini sudah pandai mengaum,"katanya.(*)

Share:
Komentar

Berita Terkini