Kekompakan Umat Hindu Kota Bekasi di Hari Raya Kuningan

Redaktur author photo
Umat Hindu di Kota Bekasi saat melakukan persembahyangan di Hari Raya Kuningan

inijabar.com, Kota Bekasi-   Ketua Sub Banjar Narogong (SBN), Nyoman Abadi menyatakan, Hari Raya Kuningan menjadi momentum penting untuk mepererat hubungan antar umat, khususnya semeton (warga) SBN yang guyub, rukun, dan bahagia.

“Kekompakan umat dari Sub Banjar Narogong, mulai dari anak-anak, remaja Sekeha Teruna Teruni Yowana Manggala (STTYM), hingga orang tua dan sesepuh, saling berbagi senyuman, memberi ucapan selamat hari raya, menciptakan suasana hangat yang penuh kedamaian," ujar Nyoman Abadi di Pura Prajapati Jaha yang terletak di Jl. Rambutan No.48, Jatimekar, Kecamatan Jatiasih.

Hari Raya Kuningan dirayakan Umat Hindu pada Sabtu Kliwon Wuku Kuningan, setiap 210 hari sekali. Tepatnya 10 hari setelah Galungan, yang merupakan perayaan kemenangan dharma (kebenaran), atas adharma (kejahatan). 

Persembahyangan  Kuningan merupakan saat tepat untuk menghaturkan penghormatan, rasa syukur angayubagia. Selain juga ungkapan rasa terima kasih atas perlindungan dari leluhur dan Ida Sang Hyang Widi Washa, Tuhan Yang Maha Esa.

Sejak pukul 08.00 WIB, suasana pura yang terletak di uluning setra (hulu taman makam) Jaha ini dipenuhi dengan wangi dupa. Lantunan kidung dari umat yang hadir berpadu dengan kicauan burung memperkuat suasana tambah khusyuk dan sakral. Persembahyangan dipimpin oleh Pinandita Jro Mangku Nyoman Sumandia diiringi Pinandita Sanggraha Nusantara Korwil Bekasi.

Sementara itu, pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Bekasi, I Dewa Gede Sayang, mengatakan, persembahyangan Hari Raya Kuningan umat Hindu Kota Bekasi dilaksanakan di Pura Agung Tirta Bhuana dan di Pura Prajapati Jaha.

Ia menjelaskan, keberadaan Pura Prajapati Jaha diampu tiga komunitas Banjar. Yang menjadi pengempon yaitu Banjar Bekasi, Banjar Hitakarma Pondok Gede, dan Banjar Halim Perdana Kusuma.

Dewa menerangkan, perayaan Kuningan ini bukan sekedar ritual, tetapi juga sebuah cara memupuk rasa kebersamaan. Selain itu, menjaga keberlanjutan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para leluhur.

“Perayaan Hari Kuningan, memiliki pesan sosial yang kuat, umat diajarkan untuk selalu bersyukur atas apa yang dimiliki. Kemudian, bhakti (sesaji) yang dipersembahkan menjadi simbol niat tulus untuk memberikan yang terbaik, baik untuk diri sendiri dan baik untuk orang lain,” ujarnya.(*)

Share:
Komentar

Berita Terkini