![]() |
Bupati Ciamis Herdiat Sunarya berpose bersama dengan peserta Ekspo KTNA 2025 |
inijabar.com, Ciamis- Rembug Utama dan Expo KTNA Tahun 2025 digelar di Lapangan Bungursari, Desa Margaharja, Kecamatan Sukadana, Selasa (8/7/2025).
Kegiatan yang digagas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan bekerjasama dengan KTNA Kabupaten Ciamis ini menjadi bagian dari peringatan Hari Krida Pertanian (HKP) ke-54 di Kabupaten Ciamis.
Bupati Ciamis Herdiat Sunarya, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap peran strategis para petani dalam menjaga ketahanan ekonomi daerah, terlebih saat menghadapi krisis pandemi beberapa tahun lalu.
“Ketika pandemi melanda, yang mampu menjaga stabilitas ekonomi adalah para petani. Mereka tetap bekerja, ke sawah dan kebun, saat sektor lain terpukul. Ini bukti ketangguhan pertanian kita,” ujarnya.
Herdiat menenkankan pada upaya peningkatan produktivitas pertanian melalui pemanfaatan potensi yang sudah ada, terutama di wilayah selatan Ciamis
“Kita tidak perlu mencetak sawah baru. Di wilayah selatan, khususnya di Kecamatan Lakbok dan Purwadadi, terdapat sekitar 6.000 hektare lahan sawah yang potensial namun terkendala masalah air—sering kebanjiran saat musim hujan dan kekeringan di musim kemarau,” ungkapnya.
Pemerintah Daerah, kata Herdiat, telah mengalokasikan dana sekitar Rp7 miliar untuk kompensasi pengelolaan air di wilayah tersebut. Namun, upaya ini belum cukup.
Beliau meminta dukungan KTNA Nasional untuk menyampaikan kebutuhan ini ke Kementerian Pertanian RI, agar dilakukan normalisasi sungai dan perbaikan infrastruktur irigasi.
“Jika permasalahan air di wilayah Lakbok bisa diselesaikan, maka petani bisa panen 2 hingga 3 kali setahun. Dalam waktu dekat, Ciamis sangat mungkin mencapai swasembada pangan,” lanjutnya.
Selain fokus pada padi, Herdiat juga menyampaikan potensi Ciamis dalam komoditas lain seperti jagung, ikan, dan daging ternak. Saat ini, Ciamis merupakan salah satu daerah penyuplai daging terbesar kedua di Jawa Barat.
Expo di acara ini menjadi ruang promosi, edukasi, dan jejaring antara petani, pelaku usaha, penyuluh, dan masyarakat umum.(edo)