![]() |
| Ilustrasi |
WALI Kota Bekasi Tri Adhianto beserta Kepala Dinas Perkimtan Widayat Broto Hardi dan Sekdis Perkimtan Yoerika Octora berangkat ke Tiongkok China pada Rabu 10 Desember 2025. Direncanakan hingga tanggal 14 Desember 2025 kembali ke Kota Bekasi.
Tri pun sudah menunjuk Wakil Walikota Harris Bobihoe sebagai pelaksana harian (PLH) Walikota yang bertugas menjalankan tugas dan wewenang walikota selama 4 hari sebagaimana yang diatur dalam perundang-undangan yang berlaku.
Tujuannya ke Jinluo Water Co. Ltd yang berada di China, tentu dinilai mulia yakni menjajaki teknologi ramah lingkungan dan efisien dalam pengolahan air.
Izin Mendagri dan Gubernur Jabar sudah didapat. Namun izin rakyat Kota Bekasi nomor urut 10. Rakyat kota cuma bisa menghela napas sambil bergumam;
“Air di rumah masih kecil, tapi rombongan sudah sampai China duluan.”
Di daftar peserta, hanya ada tiga nama Wali Kota, Kepala Dinas Perkimtan, Sekretaris Dinas Perkimtan, seolah-olah pesan terselubungnya begini;
“Ini perjalanan super fokus. Fokus pada air… dan mungkin fokus pada proyek besar yang menanti di belakangnya.”
Drama Air dari Negeri Tirai Bambu
Perjalanan ini bukan sembarang perjalanan. Ini perjalanan yang katanya akan membawa, teknologi air kelas dunia, solusi limbah modern, dan (yang paling penting) harapan proyek yang mengalir seperti sungai Yangtze.
Sementara itu, warga Bekasi masih berpikir;
“IPAL di RW saya aja belum jadi, kok udah mau ekspor impor teknologi?”
Dan memang begitulah di balik kunjungan luar negeri, biasanya tersembunyi tamu kehormatan yang sangat dicintai Pemda, yaitu rencana proyek jumbo.
Rombongan Mini, Sinyal Maksimal
Delegasi kecil adalah ciri khas. Semakin kecil rombongan, semakin besar artinya.
Bukan soal efisiensi, tentu saja. Tapi karena makin sedikit yang ikut, makin mudah berdiskusi, makin sedikit saksi, dan makin nyaman membicarakan hal-hal strategis yang tidak untuk konsumsi publik.
Konon, teknologi yang dijajaki ini tidak main-main, mulai dari pengolahan limbah modern hingga manajemen air bersih masa depan.
Cocok sekali dengan kebutuhan kota yang doyan proyek skala besar.
IPAL kawasan? Bisa. Sistem air pintar? Sangat mungkin.
Proyek multiyear yang meneteskan anggaran seperti air terjun? Nah, itu dia inti ceritanya.
Jinluo Water Co. Ltd, Dari Shandong ke Summarecon
Perusahaan tujuan, Jinluo Water Co. Ltd, berbasis di China. Sebuah negara yang terkenal dengan teknologi air dan limbah modern.
Kantor pusat (headquarters) berada di Jinluo Science and Technology Park, di kawasan Lanshan District, Linyi, Provinsi Shandong, China.
Alamat resmi terdaftar: Bancheng Town Residential Area, Lanshan District, Linyi, Shandong (Bancheng Town, Lanshan District, Linyi, Shandong)
Pertanyaannya; Apakah Kota Bekasi sedang mempersiapkan megaproyek lingkungan?
Atau mungkin sedang mempersiapkan sesuatu yang lebih sederhana seperti yang lalu-lalu seperti perusaahan China yang sudah menang lelang proyek sampah listrik namun gagal eksekusi.
Atau ada alur proyek yang mengalir halus dari Tiongkok ke Bekasi. Saking halusnya, mungkin air sungai pun kalah bersih.
Rakyat Bertanya, Pemerintah Tersenyum
Rakyat Kota Bekasi mungkin cuma bisa bertanya:
“Kenapa hanya Perkimtan yang ikut?”
Jawabannya bisa saja teknis. Tapi dalam politik pemerintahan, jawaban teknis seringkali hanya bungkus untuk jawaban sebenarnya.
“Karena hanya Perkimtan yang relevan… dengan proyeknya.”
Dan proyek itulah yang sedang menanti.
Besaaaaar. Panjang seperti kereta cepat. Kuat seperti anggaran multiyear.
Air Mengalir, Anggaran Mengikuti
Perjalanan ke China ini mungkin benar-benar demi teknologi air. Mungkin demi lingkungan. Mungkin demi masa depan Kota Bekasi.
Tapi satu hal yang pasti, setiap perjalanan luar negeri biasanya adalah awal dari perjalanan anggaran.
Dan di Kota Bekasi, kita semua tahu, kalau air saja bisa keruh, apalagi proyek.
Opini ditulis oleh: Redaksi



