Kemeriahan Festival Budaya di Momen Haul Buyut Gading Disaksikan Ribuan Warga

Redaktur author photo

INIJABAR.COM, Indramayu- Ribuan warga turun ke jalan untuk menyemarakan karnaval budaya dalam rangka Haul Buyut Gading, di Desa Gadingan,  Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu. Rabu (24/10/2018).

Festival ogoh-ogoh yang setiap tahunnya rutin dilaksanakan masyarakat Desa Gadingan dan Desa Mekargading itu tak pernah sepi. Bahkan warga dari desa-desa tetangga turut hadir menyaksikan kemeriahannya. Rangkaian panjang peserta karnaval dilepas Camat Sliyeg, H. Wasga Ciptowibowo,SH, didampingi Kuwu Gadingan, Narman.

"Ini merupakan wujud rasa syukur masyarakat desa karena dalam penyelenggaraannya mengandung nilai-nilai luhur kegotong-royongan yang patut dilestarikan,” ungkapnya.

Berbagai replika hewan, tokoh-tokoh cerita fiksi, hingga kendaraan hias, dan berbagai kreasi lainnya turut diarak keliling desa. Bahkan antriannya mengular hingga dua kilometer lebih.

Iring-iringan karnaval mengawali langkah dari komplek situs Buyut Gading menyusuri jalan Siliwangi hingga melintasi kantor Camat Sliyeg menuju ke persimpangan jalan Majasari lalu menuju Majasih dan memutar arah menuju lokasi semula melalui jalan lingkar tengah Desa Sliyeg.

Dengan diiringi musik dan seni tradisional, peserta karnaval budaya itu pun berjalan kaki sejauh lebih dari 8 kilometer. “Ini menjadi potensi wisata yang memang setiap tahunnya tidak hanya dihadiri oleh warga lokal saja. Namun juga dari beberapa wilayah lain,” sebutnya.

Sebulan sebelum digelarnya festival ogoh-ogoh ini, warga dari masing-masing kelompok masyarakat telah melakukan sejumlah persiapan. Mulai dari pembuatan kerangka replika yang akan diarak, kostum pengawal, dan berbagai kelengkapan lainnya yang diperlukan sepanjang pelaksanaan karnaval.

Warga pun berbaur antara yang muda dan kaum sesepuh untuk bekerjasama melakukan persiapan hingga pada hari pelaksanaan. Sementara kaum hawa, melakukan berbagai persiapan di dapur untuk memasak berbagai menu khas desa yang akan dinikmati dalam puncak festival.

Seusai melakukan karnaval, warga pun bersama-sama menikmati hidangan yang telah dipersiapkan dengan bertukar menu masakan. Tak kurang dari seribu tumpeng tersaji dan siap untuk dinikmati bersama. Kebersamaan dan kegotongroyongan masyarakat desa inilah yang mampu menyatukan warga meski berbeda latar belakang.

Bahkan warga yang merantau pun berkenan mudik untuk bersama-sama dengan warga lainnya mengikuti pesta rakyat desa di hari yang sudah ditentukan sesepuh desa.

“Nilai-nilai kegotong-royongan ini patut pula diimplementasikan dalam kehidupan, terutama dalam mensukseskan berbagai program pembangunan,” harapnya.(Sai)
Share:
Komentar

Berita Terkini