inijabar.com, Sumedang - Jalan menuju Desa Cimanintin, Kecamatan Jatinunggal,
Kabupaten Sumedang, tertimbun longsor. Material longsor dari tebing setinggi 20
meteran itu menutup badan jalan sepanjang 50 meter.
Akibat material longsor menutup badan jalan membuat jalan
satu-satunya menuju Cimanintin ke wilayah Jatinunggal dan Sumedang tak bisa
dilalui motor dan mobil.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Ayi
Rusmana menyebutkan lokasi tanah longsor sangat jauh dari Sumedang kota
sehingga pengiriman alat berat, backhoe baru tiba Minggu (10/2) menjelang sore.
“Lokasi longsor sangat jauh dari Sumedang kota, jalan ke
lokasi berkelok-kelok, kecil sehingga alat berat baru sampai ke lokasi
menjelang sore,” kata Ayi melalui sambungan telepon, Minggu (10/2).
Menurutnya, longsor terjadi di blok Tanjankan Senokeling
Kupel di perbatasan Desa Cipeundeuy dan Desa Cimanintin, Kecamatan Jatinunggal,
Sabtu (9/2) sekitar pukul 22.30.
”Longsor terjadi akibat hujan deras yang waktunya cukup lama, tebing dari bukit longsor menutup jalan,” katanya.
”Longsor terjadi akibat hujan deras yang waktunya cukup lama, tebing dari bukit longsor menutup jalan,” katanya.
Ia mengatakan kejadian sudah malam dan tak ada korban jiwa
akibat bencana longsor.
“Tidak ada korban akibat longsor. Desa Cipeundeuy dan
Cimanintin memang termasuk kawasan rawan bencana tanah longsor,” kata Ayi.
Alat berat dikerahkan supaya jalur jalan satu-satunya ke
Cimanintin bisa dilalui lagi.
“Warga bergotong royong dengan alat seadanya tapi
karena banyaknya material longsor dibutuhkan alat berat supaya akses jalan bisa
kembali dilalui,” katanya.
Jarak Cimanintin dari Sumedang cukup jauh mencapai 75 km.
Cimanintin berbatasan dengan Majalengka dan berada di lereng Gunung Jagat.
Jalan dari Cipeundeuy merupakan satu-satunya jalan menuju
Cimanintin dari arah Sumedang atau Jatinunggal. Sebagian warga banyak yang
memilih beraktivitas ke Majalengka yang dibatasi Sungai Cilutung. Selain dekat
dengan Majalengka jalan kea rah Majalengka juga lebih bagus dibanding ke
Sumedang.