Mengintip Skenario Kedua Rahmat Effendi Pasca Konfercab PDIP Kota Bekasi

Redaktur author photo

PINDAH partai politik merupakan hal yang biasa-biasa saja bagi seorang politisi. Dan alasan berpindah partai pun bermacam-macam ada alasan idealis atau alasan pragmatis.  Jika dikaitkan dengan isu politik lokal yang sedang hangat di Kota Bekasi yakni soal berpindah-pindah partai Wakil Walikota Bekasi, Tri Adhianto sebelum melepas baju PNS nya terlebih dahulu 'dirayu' PDIP menjelang Pilkada 2017.

.
Namun saat itu konstelasi berubah entah mengapa Tri langsung membuka komunikasi dengan Partai Demokrat Kota Bekasi saat menjelang Pilkada. Sampai akhirnya atas permintaan PAN dan pastinya restu Walikota Bekasi Rahmat Effendi, Tri pun dibajukan warna biru simbol partai berlambang matahari itu.

Walikota Bekasi, Rahmat Effendi dan Ketua DPC PDIP Kota Bekasi, Tri Adhianto saat Konfercab PDIP.
Lantas diusunglah Tri sebagai Calon Wakil Walikota Bekasi dari PAN mendampingi Rahmat Effendi sebagai Calon Walikota dari Golkar.  Singkat cerita, nasib baik berpihak pada kedua pasangan kepala daerah ini dengan berhasil menang di Pilkada 2017.

Setelah kemenangan  itu justru sikap Tri mulai berubah terhadap partai yang sudah berjasa padanya itu. Istilahnya kacang lupa kulit. Insiden paling 'memuakan' mungkin bagi para kader PAN Kota Bekasi saat Tri memakai jas kuning khas Partai Golkar saat HUT Golkar di Kemayoran, Jakarta saat itu. Pagi-pagi kader PAN saat itu mampu melupakan hal yang aneh secara politik tersebut.

Bukan hanya Itu, beberapa kali Tri tidak hadir dalam acara-acara internal PAN Kota Bekasi. Dan kalau pun hadir menurut kesaksian kader PAN Kota Bekasi, dirinya tidak pernah memakai atribut partai besutan tokoh reformasi Amien Rais tersebut.

Hingga menjelang konfercab PDIP Kota Bekasi digelar berhembus kencang isu Tri tengah didorong untuk menjadi ketua DPC PDIP Kota Bekasi. Awalnya Tri membantah dengan alasan terlalu prematur atau dengan kalimat masih setia dengan partai lama (PAN.red).

Begitupun dengan Rahmat Effendi sang 'sutradara' politik ini pun menyangkal pemberitaan soal kemungkinan Tri jadi ketua DPC PDIP Kota Bekasi dengan kalimat, "kaya ga ada kader lain aja di PDIP,".

Tapi tepat 14 Juli 2019. Fakta politik membenarkan semua isu-isu yang berkembang di media. Dalam Konfercab PDIP, Tri Ardhianto terpilih menjadi ketua DPC PDIP Kota Bekasi.

"Aku Lelaki Pilihan", begitu kata Tri usai diwawancara wartawan. Ya, Tri memang lelaki yang dipilih Rahmat Effendi untuk mengamankan peta konstelasi di DPRD.

Masyarakat pun menduga Rahmat Effendi sudah mempersiapkan skenario kedua yakni menjadikan Tri Adhianto berpasangan dengan puterinya yang bernama Ade Puspitasari dalam Pilkada 2024 mendatang.

Tentu strategi politik Pepen (panggilan akrab Rahmat Effendi) itu merupakan hal yang sah-sah saja dalam politik merebut dan mempertahankan kekuasaan nya di Kota Bekasi dengan mempersiapkan dinasti keluarganya.

Selain itu Rahmat Effendi yang  mungkin punya 'hasrat' 'menggung' di Pilkada DKI Jakarta juga berharap  PDIP dan Golkar memberikan rekomendasi pada dirinya di Pilkada DKI Jakarta untuk menjadi Calon Gubernur atau Caeagub DKI Jakarta di Pilkada nanti. Istilahnya 'sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui".

Kini skenario awal menjadikan Tri sebagai Ketua DPC PDIP Kota Bekasi sudah sukses. Soal kekecewaan kader PAN terhadap sikap politiknya. Rahmat Effendi tentu sudah punya jurus untuk meredam. Hanya seberapa hebat cara meredanya kita lihat saja kedepannya. 

Selamat buat Tri Adhianto sebagai pemimpin partai 12 kursi di Kota Bekasi. Dan sebagai pria pilihan Rahmat Effendi tentunya "Tri tahu apa yang kau mau".

Penulis; Ergat Bustomy, aktifis LSM KOMPI
Share:
Komentar

Berita Terkini