PT PG Rajawali II Wujudkan Peningkatan Ekonomi dengan Program Kemitraan Masyarakat

Redaktur author photo



inijabar.com, Kota Cirebon- Tahun 2018 PT PG Rajawali II melaunching Program Kemitraan Budidaya Tebu yang melibatkan masyarakat desa penyangga di lingkungan areal HGU PG Jatitujuh. Program kemitraan budidaya tebu di lahan HGU Jatitujuh  ini merupakan yang pertama dan satu-satunya di Indonesia. 


Sekretaris PT PG Rajawali II (RNI Group), Erwin Yuswanto, memaparkan, program kemitraan ini  sebagai wujud kepedulian perusahaan dalam rangka membangun harmoni dengan masyarakat desa penyangga. 


Program kemitraan ini membawa dampak positif yang sangat besar, baik bagi perusahaan, terutama juga bagi masyarakat desa penyangga, meliputi  pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan ekonomi, keamanan lingkungan kebun dari kebakaran ataupun pengrusakan, kepastian suplai bahan baku tebu ke pabrik, melahirkan mitra-mitra petani yang mampu mengelola kebun tebu, terjalinnya interaksi antara perusahaan dan masyarakat serta lahirnya entitas ekonomi desa berupa BUMDes.


"Program kemitraan budidaya tebu, saat ini sudah berjalan 2 x masa tanam yaitu masa tanam 2018/2019 dan 2019/2020, dengan melibatkan masyarakat dari 22 Desa penyangga terbagi menjadi 11 Desa di wilayah Kabupaten Majalengka dan 11 Desa di wilayah Kabupaten Indramayu,"jelasnya. Rabu (7/10/2020).


"Sejak dilaunching tahun 2018, jumlah petani yang sudah mengikuti program kemitraan sebanyak 945 Kepala Keluarga, dengan lahan seluas 1.806 Ha. Secara massif program kemitraan ini terus disosialisasikan kepada masyarakat sekitar. Animo masyarakat terhadap kemitraan cukup tinggi,"tuturnya.


Erwin menambahkan, pada masa tanam 2019/2020, jumlah peserta kemitraan bertambah menjadi 1.895 Kepala Keluarga, dengan tambahan luas lahan menjadi 3.302 Ha. Pendanaan program kemitraan ini didukung dengan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank BJB, Bank BNI46, dan Bank BTN, dimana petani mitra mengajukan KUR dan PT PG Rajawali II sebagai avalist.


"Hasil panen tebu petani akan dibeli oleh perusahaan sesuai hasil produksi kebun masing-masing petani. Hasil penjualan tebu digunakan untuk melunasi kewajiban KUR, dan kelebihan atas hasil penjualan tebu terhadap biaya budidaya tebu menjadi keuntungan bagi petani atau lebih dikenal dengan Sisa Hasil Usaha (SHU) jelasnya Kamis 08/10 2020


Masih kata Erwin,Keberhasilan program kemitraan pada masa tanam 2018/2019 dan 2019/2020, telah melahirkan 8 unit BUMDes dengan bidang usaha pengelolaan budidaya perkebunan tebu yang bekerja sama dengan Unit PG Jatitujuh-PT PG Rajawali II, anak perusahaan dari PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero). Adapun ke 8 unit BUMDes tersebut, yaitu :

BUMDes Pandawa, Desa Pilangsari

BUMDes Kertaraharja, Desa Sukakerta

BUMDes Sumber Sejahtera, Desa Sumber Kulon

BUMDes Mitra Sejahtera, Desa Sumber Wetan

BUMDes Rus Cinta, Desa Gadel

BUMDes Bintang Kerti, Desa Kerticala

BUMDes Binangkit, Desa Pasiripis

BUMDes Citra Lestari, Desa Sukamulya ungkapnya.


"Dengan semakin menggeliatnya ekonomi desa, perusahaan memproyeksikan untuk Musim Tanam 2020/2021, Program Kemitraan ini akan menyasar  2.259 Kepala Keluarga dengan luas lahan yang dikelola seluas 4.300 Ha. Target kemitraan dalam 5 tahun kedepan 8.600 Ha dengan jumlah petani mitra sebanyak 4.300 orang,"ujarnya.


Program kemitraan budidaya tebu menjadi kunci atas eksistensi pabrik gula dalam mendongkrak kesejahteraan masyarakat dan pemberdayaan lembaga ekonomi desa . (AL)

Share:
Komentar

Berita Terkini