inijabar.com, Kota Bekasi- Meski pedagang pasar Jatiasih sudah dipindah ke lokasi TPS (Tempat Penampungan Sementara). Namun polemik di pasar tersebut masih menyimpan api dalam sekam yang suatu saat bisa meledak.
Sudah menjadi rahasia umum soal dugaan kolusi dan pungli dalam proses awal rencana revitalisasi pasar Jatiasih sangat tercium publik. Seolah saling sandera antara oknum di Pemkot Bekasi dengan Perusahaan pemenang pengelolaan pasar Jatiasih. Masing-masing pihak bisa saling buka-bukaan rahasia jika komitmen tidak ditunaikan.
Kondisi tersebut disoroti oleh Ketua Komisi II DPRD Kota Bekasi Arief Rahman Hakim. Menurut dia, ricuh nya revitalisasi pasar Jatiasih tanda tidak mampu nya kontraktor.
"Pemkot seakan-akan memberikan SPK (surat perjanjian kerjasama) pada kontraktor asal-asalan yang tidak punya skill.
"Ini sangat merugikan kota Bekasi dan harus dituntas kan.. Apalagi saya dengar sudah ada yang buka-buka an masalah dari kelompok pemenang tender Pasar Jatiasih. Nanti kita panggil mereka semua biar terang menderang,"ucap politisi asal PDI Perjuangan ini. Minggu (4/10/2020).
Saat ditanya apakah Komisi II DPRD Kota Bekasi berani memanggil Direktur Utama PT.Mukti Sarana Abadi sebagai pemenang pengelola Pasar Jatiasih untuk bicara se jujurnya pada dewan bagaimana proses awal menang lelangnya. Arief menjawab tegas akan memanggil para pihak berkepentingan.
"Tapi kami (DPRD.red) tetap akan dorong Pemkot untuk evaluasi, jangan dibiar kan persoalan pasar berlarut-larut,"pungkasnya.(*)