Ketua DPC IMDI Karawang Tanggapi Konflik Palestina Israel, Ini Katanya

Redaktur author photo




inijabar.com, Karawang-  Ketua DPC Insan Muda Demokrat Indonesia (IMDI) Kabupaten Karawang Erik M. Sidebang  menanggapi konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel.


Menurut dia, konflik tersebut merupakan permasalahan yang kompleks dan dikategorikan sebagai konflik sosial yang berkepanjangan, dimana secara garis besar konflik yang terjadi tidak berada hanya dalam tingkat negara tetapi telah mencapai tingkat komunitas sosial ( akar rumput).


"Hal tersebut dapat dilacak dari sejak awal aneksasi Yerusalem Timur oleh Israel sebagai Ibu kota nya, tetapi di sisi lain Palestina juga tetap mendorong klaimnya sebagai Ibukota Palestina,"ucapnya. Sabtu (15/5/2021).


Dalam konflik ini, kata Erik,  Yerusalem sendiri bukan hanya sekedar wilayah starategis, tetapi lebih kepada wilayah yang memiliki signifikasi historis, budaya dan agama yang mendalam bagi masyarakat Israel (Temple Mount) yang mayoritasnya bersuku budaya dan memiliki paham Yudhaisme atau Yahudi, serta bagi Palestina (Situs tempat suci ketiga Islam) sendiri yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam.


"Sehingga narasi rasial dan aliran etnis dalam konflik Israel dan Palestina, Yerusalem, khususnya Al Aqsa telah menjadi titik balik dalam setiap konflik yang terjadi antara militer Israel dan komunitas Palestina,"tuturnya.


Akan tetapi menurutnya,  konflik yang terjadi pada tahun 2021 saat IDF melakukan pembubaran terhadap komunitas Palestina ketika komunitas sedang melakukan ibadah di Al Aqsa, penyebab bentrokan diantaranya masih belum jelas  yang melatar belakangi bentrokan tersebut.


"Namun Israel sendiri menggunakan kekuatan militer dalam agresi militernya tersebut, yang bersebrangan dengan  kelompok militer Hamas yang beras di pihak Palestina,  mengakibatkan kedua belah pihak tersebut saling balas dengan serangan udara, dan  telah menyebabkan ratusan bahkan hingga ribuan korban jiwa,"ujar Erik.


Erik juga mengutip pernyataan dari Duta Besar Palestina untuk Inggris, Mr. Husam Zomlot yang mengatakan, bahwa kekerasan yang dilakukan IDF terhadap komunitas Palestina di Al Aqsa merupakan kampanye sistemis Israel dalam menciptakan “Etnic Cleansing” komunitas Palestina dari Jerusalem. 


"Dalam sudut pandang sekuritisasi, dalam serangannya Israel berupaya untuk menunjukkan kepada komunitas internasional bahwa komunitas Palestina (Hamas) telah menjadi ancaman (terorisme) eksistensial terhadap keamanan nasional Israel, yaitu nilai-nilai budaya Yahudi, sehingga urgensi untuk melakukan tindakan drastis (military force) dalam mengancam ancaman tersebut,"ungkapnya.(pik)

Share:
Komentar

Berita Terkini