inijabar.com, Kota Bekasi- Selain masih disibukan penanganan Covid 19, kini masyarakat juga harus waspada dengan penyebaran wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terus meningkat.
Menanggapi hal tersebut Direktur RSUD Kota Bekasi dr Kusnanto menyatakan, penanganan DBD di tengah pandemi Covid 19 memang menjadi konsentrasi penuh dalam penanganan pasien.
"Untuk covid tetap menggunakan ruangan yang sudah digunakan sebagai ruang rawat covid. Dan penanganan DBD yang non covid sesuai dengan usia dan jenis penyakit di ruang non covid," ujarnya. Jumat malam (4/6/2021).
dr Kusnanto memaparkan, jumlah pasien DBD yang di rawat di RSUD CAM sejak bulan Januari hingga Juni 2021. Untuk pasien anak, Januari sebanyak 19 pasien, Februari sebanyak 45, Maret sebanyak 79 pasien, April sebanyak 21 pasien, Mei sebanyak 63 pasien dan Juni sampai berita ini diturunkan sebanyak 9 pasien.
Sedangkan untuk pasien DBD Dewasa, yakni, Januari: 1 pasien, Februari: 6 pasien, Maret 7 pasien, April: 52 pasien, Mei 84 pasien, dan bulan Juni sampai berita ini diturunkan sebanyak 25 pasien.
Terpisah, Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Bekasi Hj. Evi Mafriningsianti menyatakan, di tengah masa pandemi , kasus DBD meningkat. Masyarakat harus waspada ancaman DBD di tengah melawan covid 19.
"Masyarakat harus waspada dan bergerak memantau nyamuk baik secara mandiri, bersama sama maupun bekerjasama dengan pemerintah. Semua pihak harus bahu membahu menjaga lingkungan dengan membersihkan saluran air, tempat nyamuk bertelur, dan tempat tempat dengan reservoir air,"tutur politisi asal PAN ini. Jumat (4/6/2021).
Dia juga mengingatkan, RT, RW harus waspada DBD dengan mengajak warganya secara berkala kerja bakti, melakukan langkah pencegahan 3 M yakni, menguras penampungan air bersih atau mengeringkan genangan air, menutup kolam atau wadah penampungan air, dan mengubur barang bekas atau mendaur ulang limbah bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk
"Kebiasaan hidup baru yang lebih sehat agar selalu kita kerjakan dan jangan lelah untuk memberi edukasi kepada lingkungan pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan . Waspadai gejala-gejala DBD seperti sakit kepala. nyeri otot, mual, muncul bintik merah di kulit hingga pendarahan pada hidung dan gusi,"ungkapnya.
Jika gejala seperti itu terjadi, kata dia, segeralah ke dokter agar sgera dapat penangan dan melaporkan kepada RT , RW maupun Puskesmas agar dipantau lingkungan nya apakah perlu di fogging atau tidak.
"Karena fogging harus dengan ijin dan koordinasi dengan Puskesmas setempat. Di tengah pandemi seperti sekarang memungkinkan orang terinfeksi covid 19 juga beresiko terinfeksi DBD . Mari kita saling melindungi diri sendiri, keluarga dan lingkungan,"sarannya.
"Di Bekasi Timur saya berkoordinasi dengan kepala puskesmas untuk melakukan pemantauan lingkungan yang sudah terkena DBD, sebagian sudah difogging,"pungkasnya.(*)