![]() |
Dian Kusumawati. M.PSi |
Inijabar.com, Kota Bekasi - Tumbuh kembang individu akan sangat terkait pada hubungan yang integratif dan dinamis antara kondisi internal (body, mind soul) dan juga kondisi eksternal (lingkunan sekitar).
Terkait hal tersebut, Dian Kusumawati, M. Psi, Psikolog (psikolog anak, remaja dan keluarga, Associate Psikolog di Biro Psikologi Prognosis) mengatakan, pada kondisi anak yang mengalami alergi pada tubuhnya, tentu memiliki keterkaitan yang integratfi dan dinamis terhadap kondisi internal dan juga kondisi eksternanya.
"Terhadap kondisi internal, body atau fisik yang memiliki kerentanan, dapat saja berpengaruh pula terhadap kondisi internal lain, seperti pada mind atau roses berpikir, misal pada kemampuan fokus atau konsentrasi saat belajar dan berpikir, dan juga dapat berpengaruh pada kondisi emosional anak," ujarnya.
Ia pun mencontohkan, anak yang mengalami alergi, tentunya akan menjadi sangat terganggu ketika ia merasakan hal yang mengganggu di badan, misal gatal-gatal atau ruam.
"Kondisi gatal-gatal pada tubuh dapat mengganggu konsentrasinya saat belajar, dan juga dapat berdampak kondisi emosional karena merasa tidak nyaman dan memunculkan reaksi emosi, seperti gelisah, mudah jengkel dan juga menjadi sedih ketika ia tidak dapat beraktivitas seperti teman-temannya yang lain," tegasnya.
Kondisi internal ini pun memiliki keterkaitan timbal balik yang dinamis dengan lingkungan eksternal sekitar anak. Perilaku anak yang mungkin seperti menjadi sering menangis atau rewel, dapat berdampak pada lingkungan sekitar, seperti reaksi orang tua dalam menghadapi perilaku anaknya.
Dijelaskannya pula, anak yang memiliki kondisi fisik yang rentan pada beberapa kasus terkadang juga mendapatkan perlakuan yang berbeda dari orang tua, seperti menjadi lebih protektif, demi menjaga kesehatan anaknya tersebut.
Tentu saja, dampak pada kondisi internal dan juga eksternal ini sangat bersifat individual pada tiap anak. Dampak yang muncul pun tidak selalu bersifat negatif, namun dapat juga menjadi membawa dampak positif, baik terhadap anak dan juga terhadap lingkungan keluarga atau sekitar anak.
"Contoh dampak positif adalah anak menjadi lebih memahami dirinya, dapat lebih atau aware mengenali apa yang ia butuhkan dan apa yang perlu ia hindari," terangnya.
Pada beberapa anak dimana kondisi fisik yang dinilai “kurang menguntungkan” ini justru dapat membuatnya menjadi semakin tangguh dalam menghadapi rintangan.
Demikian pula halnya dengan lingkungan sekitar anak. Kekompakan dalam keluarga, kerjasama yang kuat, kesediaan saling menjaga dan memperhatikan satu sama lain dapat menjadi suatu value yang tumbuh kokoh dalam keluarga.
"Pengobatan medis dan perawatan untuk menjaga kondisi fisik secara konsisten tentu dibutuhkan sehingga kondisi fisik anak tetap optimal guna mendukung tumbuh kembangnya secara optimal," tandasnya.(giri)