SMPN 32 Bekasi Lestarikan Permainan Tradisional

Redaktur author photo




inijabar.com, Kota Bekasi - Tidak ingin anak didiknya terlena dengan perkembangan teknologi dimana didalamnya menyediakan berbagai macam permainan modern dalam bentuk gadget dan sebagainya, SMPN 32 Bekasi lestarikan permainan tradisional kepada anak didiknya.


Saat ditemui inijabar.com, Jumat (26/8/2022), Kepala SMPN 32 Bekasi, Yeti Eka Sumiati mengatakan, dengan menghidupkan kembali sejumlah permainan tradisional, diharapkan para siswa SMPN 32 Bekasi bisa menggali beragam informasi mengenai jenis mainan tersebut.


"Kami berharap, dengan memperkenalkan beragam jenis permainan tradisionalnya, maka siswa bisa melestarikan permainan tersebut," harap Yeti.


Selain itu, dengan adanya permainan tersebut, hal ini juga sebagai nostalgia bagi para tenaga pendidik dan kependidikan akan permainan dimasa kecilnya dulu.


"Permainan ini bisa mengobati rasa kangen sekaligus nostalgia akan permainan dimasa kecil dulu," terangnya.


Dengan menghadirkan permainan mulai dari tarik tambang, balap karung dan sejumlah permainan tradisional lainnya, hal ini diharapkan mampu melatih kerjasama dan kekompakan diantara siswa.


"Mudah-mudahan hal ini bisa melatih kerjasama dan kekompakan diantara mereka," harapnya.


Terpisah, Dekan PKIP Unisma 45 Bekasi, Yudi Budianti menjelaskan, dengan diperkenalkannya permainan tradisional di tingkat SD maupun SMP, maka akan melatih interaksi sosial diantara mereka, seperti melatih kerjasama, kekompakan dan kebersamaan diantara siswa, hingga kepada manfaat positif yang bisa mereka dapatkan.


"Pengenalan permainan tradisional ini bisa melatih interaksi siswa karena bisa melatih kerjasama, kekompakan hingga kebersamaan diantara mereka, sehingga bisa melatih mereka menjadi kreatif," jelasnya.


Ia juga menekankan pentingnya pengenalan jenis-jenis permainan tradisional kepada mereka sejak sedini mungkin. 


Bahkan di Unisma 45 Bekasi sendiri misalnya, untuk melestarikan permainan tradisional tersebut dibentuk sebuah komunitas yang memperkenalkan hal tersebut disalah satu jurusan yang ada.


"Harus dibentuk sebuah komunitas, agar bisa terus dilestarikan dan dikenalkan kepada mereka," tandasnya.(giri)

Share:
Komentar

Berita Terkini