H.Zainul Miftah : Perbanyak Sholawat Bukti Kecintaan Pada Nabi Muhammad SAW

Penulis: H.Zainul Miftah

Redaktur author photo




Penulis: H.Zainul Miftah (Ketua HPK 1957 Kota Bekasi)


PERINGATAN Maulid Nabi Muhammad SAW bukan hanya sekedar seremonial belaka, namun lebih dari itu,  merupakan satu dari hari besar umat islam, tak jarang disetiap tahunya  satu bulan penuh di bulan Rabiul Awal terdapat berbagai peringatan acara Maulid Nabi.


Di bulan Rabiul Awal atau bulan peringatan Maulid Nabi dianjurkan untuk Bersholawat atas Nabi, dan dianjurkan untuk memperbanyak bacaan sholawat nabi.  Dalam Al-Qur’an surah al-ahzab ayat 56 di anjurkan untuk membaca sholawat .


Allah SWT berfirman yang artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya”.


Dari ayat di atas dapat diartikan bahwa di anjurkan bagi umat Islam untuk bersholawat kepada nabi sebagai makna penghormatan kepadanya.


[cut]




Makna maulid nabi sebagai penghormatan dan pengingat kebesaran dan keteladanan nabi Muhammad SAW dengan berbagai bentuk kegiatan budaya, ritual dan keagamaan.


Momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad juga menjadi penyemangat untuk menyatukan semangat dan gairah keislaman. 


Dikutip dari laman NU Online, perayaan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW di bangsa Arab, menurut catatan Ahmad Tsauri dalam Sejarah Maulid Nabi (2015), perayaan Maulid Nabi sudah dilakukan oleh masyarakat Muslim sejak tahun kedua hijriah. 


Kala itu seorang bernama Khaizuran (170 H/786 M) yang merupakan ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid datang ke Madinah dan memerintahkan penduduk mengadakan perayaan kelahiran Nabi Muhammad di Masjid Nabawi.

[cut]



Dari Madinah, Khaizuran juga menyambangi Makkah dan melakukan perintah yang sama kepada penduduk Makkah untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad.


Jika di Madinah bertempat di masjid, Khaizuran memerintahkan kepada penduduk Makkah untuk merayakan Maulid di rumah-rumah mereka. 


Khaizuran merupakan sosok berpengaruh selama masa pemerintahan tiga khalifah Dinasti Abbasiyah, yaitu pada masa Khalifah al-Mahdi bin Mansur al-Abbas (suami), Khalifah al-Hadi dan Khalifah al-Rasyid (putra). Karena pengaruh besarnya tersebut, Khaizuran mampu menggerakkan masyarakat Muslim di Arab.


Hal ini dilakukan agar teladan, ajaran, dan kepemimpinan mulia Nabi Muhammad bisa terus menginspirasi warga Arab dan umat Islam pada umumnya.

Share:
Komentar

Berita Terkini