Setelah 20 September, ASN Pemkot Bekasi Akan Kembali Normal Asal Pj Walkot Lakukan Ini

Redaktur author photo


Acara gathering Bapenda Kota Bekasi dinilai sudah mirip acara konsolidasi kader partai.


inijabar.com, Kota Bekasi- Tudingan sebagian kalangan terkait kebijakan Walikota Bekasi Tri Adhianto tengah melakukan penguatan dukungan di internal ASN lingkup Pemkot Bekasi terutama di esselon 3 dan 4 melalui mutasi dan rotasi guna pemenangannya di Pilkada 2024.

Makanya keputusan Tri soal mutasi itu selalu dinilai politis bukan hanya oleh masyarakat tetapi juga oleh ASN dan non ASN di lingkup Pemkot Bekasi.

Kondisi tersebut dibuktikan di beberapa acara para ASN seolah berlomba membuat dirinya lebih merah dari kader PDIP yang merupakan partai tempat Tri Adhianto bernaung.

Namun kondisi tersebut akan hilang pasca lengser nya Tri Adhianto pada tanggal 20 September 2023. ASN Pemkot Bekasi pun diprediksi akan kembali kepada habitatnya sebagai pelayan masyarakat tanpa terpolarisasi kepentingan politik saat Penjabat (Pj) Walikota Bekasi yang baru memimpin Kota Bekasi.

"Mereka (ASN) itu bakal balik normal lagi lah dan lebih tenang tidak terpolarisasi kepentingan politik Tri Adhianto lagi,"ucap salah satu pensiunan pejabat di lingkup Pemkot Bekasi tak mau disebut namanya. Minggu (16/9/2023.

Apalagi, kata dia, Pj Walikota Bekasi nanti nya memutus akses jaringan Tri Adhianto yang saat ini ditaruh di posisi strategis dengan memutasi ke posisi yang biasa saja.

"Contoh itu Kepala Dinas DBMSDA yang dijabat oleh adik iparnya. Itu kalau perlu dimutasi ke Dinas Perpustakaan dan Arsip aja. Lalu Kepala Bapenda dan Kabid nya sebagai operator juga ditaruh di Sekwan DPRD tuh. Lalu ada Kadis LH juga ditaruh aja di UMKM. Lalu beberapa lurah dan camat baiknya di ruqyah saja agar sadar kembali kejalan yang benar tidak ikut-ikut politik praktis. InshaAllah lah, kalau itu dilakukan Pj Walikota Bekasi kondisi psikologis ASN kembali normal,"beber pria yang cukup berpengaruh saat masih aktif sebagai pejabat di Pemkot Bekasi ini.

Terpisah, praktisi sosial dan pendidikan di Kota Bekasi Tengku Imam Kobul menilai, kegaduhan setiap proses mutasi dilakukan Tri Adhianto akibat lemah nya leadership dan kuatnya gejolak ingin berkuasa lagi di 2024.

"Tri itu kurang mengakar di PDI-P sehingga dalam organisasi sebagai ketua dia tidak bisa memutuskan hal strategis. Begitupun dalam jabatan Plt dan Walikota tidak memiliki keberanian dan tidak mendapatkan dukungan penuh dari pegawai dan pejabat ASN dan Non ASN,"ungkap Imam.Minggu (17/9/2023).

"Kenapa bisa, ya bisa, tafsir sendiri lah kemampuan Tri di bawah rata-rata kepemimpinan yang pernah ada di Kota Bekasi,"cetus pria yang akrab disapa Bang Imam ini.

Menurut dia, Tri merupakan ketua PDI-P Kota Bekasi paling lemah sepanjang sejarah PDI di Kota Bekasi

"Pendapat pribadi saya, sependek yang saya tahu walikota Bekasi tidak boleh berkonflik dengan minimal partai besar, yaitu PDI-P, PKS dan Golkar,"ujarnya seraya menyebut beberapa kasus terkait.

"Dan hanya Walikota Ahmad Zurfaih dan Mochtar Mohamad yang mampu melakukannya. Dan wajib berdamai serta menghargai bawahan, sehingga mendapat dukungan penuh dari ASN dan Non ASN,"tegasnya.

"Dan hanya Walikota Nonon Sonthanie yang dianggap berhasil melakukannya. Nah, Tri Adhianto harusnya belajar dari beliau-beliau kalau ingin berhasil di Kota Bekasi,"pungkasnya.(*)

Share:
Komentar

Berita Terkini