Dari Mulai Ibu Negara Sampai Artis Pernah Main Congklak

Redaktur author photo
Congklak dimainkan dari perkotaan sampai pelosok desa

inijabar.com, Jakarta- Congklak yang dipercayai berasal dari negeri Afrika atau Arab, merupakan permainan tradisional kuno di Indonesia  dikenal dengan berbagai sebutan nama yang identik dengan permainan masyarakat Jawa. 

Selain di pulau Jawa, permainan ini dikenal juga di daerah lain, Congklak tersebar ke Asia melalui pedagang-pedagang Arab.

Seperti dikutip dari Indonesia.go.id, Congklak sendiri merupakan sebutan yang berkembang untuk permainan tradisional ini di Sumatera. Di Jawa, permainan itu familiar dengan sebutan dhakon.

Adapun di Lampung, permainan tersebut populer dengan istilah dentuman lamban. Sedangkan di Sulawesi, permainan disebut Maggaleceng.

Congklak merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang menggunakan papan kayu dengan lubang bulat yang berjumlah 16 lubang. Dari total jumlah lubang yang terdapat pada papan congklak, dua di antaranya memiliki ukuran yang lebih besar dan terletak di ujung papan.

Pada papan Congklak terdapat 7 lobang kecil yang berhadap-hadapan dan masing- masing berisi 7 biji Congklak. Angka 7 di sini dapat diartikan jumlah hari dalam satu minggu. Begitu juga dengan jumlah biji Congklak yang kita isikan pada masing-masing lobang tersebut berjumlah 7 biji.

Permainan congklak dapat dimainkan laki-laki atau perempuan. Namun umumnya, permainan congklak dimainkan oleh perempuan, terutama anak-anak yang berusia 6 sampai 12 tahun.

Pada saat biji diambil dari satu lubang, biji itu mengisi pada lubang yang lain. Makna pada tahap ini adalah setiap hari yang dijalani akan mempengaruhi pada hari-hari selanjutnya.

Biji diambil lalu mengisi lubang yang lain juga berarti bahwa hidup harus memberi dan menerima, tidak bisa hanya memberi saja atau menerima saja.

Congklak juga merupakan permainan yang melatih kejujuran. Dimana, saat pemain mengambil biji dalam satu lubang dan menjatuhkan pada lubang berikutnya, pemain lain tidak mengetahui apakah pemain lawan mengambil semua biji dan menjatuhkan satu per satu pada setiap lubang.

Permainan yang telah disepakati sebisa mungkin tidak melakukan kecurangan dalam permainan.

Selain itu permainan juga melatih kesabaran. Karena, pemain dibiasakan akan menunggu giliran bermaian. Termasuk, saat permainan selesai tidak ada satu pihak pun yang bertingkai mempermasalahkan menang dan kalah. Anak-anak bisanya menyelesaikan permainan dengan senang dan menerima kenyatan terkait siapa pemenangnya.

Untuk menang dalam permainan congklak, pemain harus memindahkan biji congklak ke lubang kecil yang ada dihadapannya searah dengan jarum jam. Jumlah biji congklak yang paling banyak, dialah pemenangnya.(Jael)

Share:
Komentar

Berita Terkini