 |
| Diskusi dalam bahasa Inggris yang digelar Bandung Uni Talks. |
inijabar.com, Kota Bandung- Komunitas Bandung Uni Talks menggelar talkshow bertajuk 'Get Together' di Nuesara Coffee & Habitual, Jalan Ciungwanara 10A, Dago, Kota Bandung, Minggu (19/1/2025).
Sekedar diketahui, Bandung Uni Talks merupakan komunitas Bahasa Inggris antar perguruan tinggi di Bandung. Makanya dalam acara ini baik narasumber maupun peserta menggunakan bahasa Inggris.
Hadir sebagai narasumber diantaranya, dosen ITB lulusan Hiroshima University Fikry Purwa Lugina dan dosen ITB lulusan Tohoku University, Madam Taqiyya.
Mereka berdua memaparkan kisah pengalaman pribadi nya ketika mendapat beasiswa studi ke Jepang hingga akhirnya memutuskan untuk kembali ke Indonesia untuk menjadi dosen ITB.
"Pada saat itu, sebenarnya saya sudah mendapatkan tawaran pekerjaan yang sangat baik di Jepang. Namun, setelah berkonsultasi kepada orang tua, mereka menyarankan saya untuk kembali pulang ke Indonesia," papar Fikry.
Fikry sendiri, kini berkarir sebagai dosen dalam Kelompok Keilmuan Sains Atmosfer, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, ITB.
Pria penerima beasiswa Monbukagakusho (MEXT) ini juga menjelaskan beberapa keunggulan program beasiswa Jepang, jika dibandingkan dengan negara-negara lain.
"Saat ini Jepang cenderung cukup terbuka untuk menerima mahasiswa-mahasiswa pendatang dari luar negeri. Khususnya, akibat fenomena krisis populasi Jepang pada akhir akhir ini," kata Fikry.
Senada dikatakan dosen dari Kelompok Keilmuan Hidrografi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB, Taqiyya, bahwa lulusan di Jepang tidak diharuskan bekerja.
"Tidak seperti LPDP dengan aturan 2n+1 nya, di sini tidak ada seperti itu. Jadi, setelah lulus, tidak harus bekerja di Jepang. Kami dibebaskan untuk berkarir di mana saja," paparnya.
Anda juga turut dapat mendaftar secara gratis ke komunitas ini melalui akun Instagram @bandungunitalks.(adi)
