![]() |
Pasca banjir di Perumahan Villa Jatirasa lumpur tebal masih mengganggu aktifitas warga. |
inijabar.com, Kota Bekasi - Komplek Perumahan Villa Jatirasa di Kota Bekasi, tengah menghadapi masa-masa sulit pascabanjir yang melanda wilayahnya.
Bencana yang sempat menggenangi pemukiman hingga ketinggian mencapai 3,5 meter itu, memaksa warga untuk berjuang membersihkan lumpur dan puing-puing sisa banjir, yang menutupi hampir seluruh area pemukiman.
Ketua RT.001/RW.012, Yuda Suhendra, menjelaskan kondisi terakhir di wilayahnya dengan nada lega namun penuh kesedihan.
"Alhamdulillah air sudah surut, namun warga masih harus bekerja keras membersihkan tumpukan sampah dan lumpur tebal ini mas," ujarnya.
Yuda mengungkapkan, setidaknya 15 Kepala Keluarga (KK) wilayah RT.001 yang terdampak langsung akibat banjir tersebut.
"Warga yang paling rentan, seperti ibu-ibu, bayi, dan lansia, terpaksa dievakuasi ke tempat yang lebih aman guna menghindari risiko kesehatan dan keselamatan," ungkapnya.
Proses evakuasi mendapat dukungan penuh dari aparat keamanan dan tim relawan. Pol Air, BPBD, dan Karang Taruna turun langsung membantu warga yang terdampak, menunjukkan solidaritas dan kepedulian sosial yang tinggi di tengah musibah yang menimpa.
Yuda menyatakan, saat ini para warga sangat membutuhkan bantuan untuk proses pemulihan pasca bencana. Kebutuhan mendesak akan makanan, peralatan kebersihan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya menjadi prioritas utama dalam penanganan pascabanjir.
"Kami sangat memerlukan makanan untuk warga terdampak dan peralatan kebersihan seperti serokan dan sarung tangan," papar Yuda sembari mengharapkan segera datangnya bantuan dari pemerintah dan pihak terkait.
Pemerintah Kota Bekasi diharapkan segera memberikan bantuan logistik dan dukungan pemulihan yang menyeluruh kepada warga terdampak. Koordinasi antara pemerintah daerah, instansi terkait, hingga elemen masyarakat menjadi kunci utama dalam penanganan bencana alam ini.
Kejadian ini kembali mengingatkan pentingnya mitigasi bencana dan sistem peringatan dini di wilayah-wilayah yang rawan banjir. Dibutuhkan upaya sistematis dan berkelanjutan untuk mengurangi risiko dan dampak bencana di masa mendatang.
Perlu diketahui, bencana alam ini dipicu oleh serangkaian hujan deras dan sungai Kali Cikeas yang meluap dari hulu menjadi faktor utama terjadinya banjir yang merendam kompleks padat penduduk tersebut, mengakibatkan kerusakan dan kerugian yang cukup signifikan bagi warga setempat.(pandu)