Jawabannya Muter-muter, SAPMA PP Ciamis Tak Puas Jawaban Kepala KCD 13 Jabar

Redaktur author photo
Kepala KCD Disdik Wilayah 13 Jabar Hj.Widhy Kurniatun

inijabar.com, Ciamis- Berbeda dengan PMII Kabupaten Ciamis yang sempat menggelar unjuk rasa di kantor KCD Pendidikan Wilayah 13 Jawa Barat. Kali ini giliran SAPMA (Satuan Pelajar dan Mahasiswa) Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten Ciamis yang mendatangi kantor yang mewakili Dinas Pendidikan Jawa Barat itu.

Meskipun aspirasi yang disampaikan sama yakni sejumlah carut marut persoalan pendidikan di wilayah 13 Jabar yang meliputi Ciamis, Banjar dan Pangandaran. 

Ketua SAPMA PP Kabupaten Ciamis Rizal mengatakan, pihaknya sengaja melakukan audiensi dengan pihak KCD Pendidikan Wilayah 13 Jabar untuk mempertanyakan persoalan-persoalan pendidikan di Ciamis, Banjar dan Pangandaran.

"Iya kami sengaja memilih audiensi dengan KCD untuk mempertanyakan persoalan-persoalan pendidikan. Karena mungkin kalau dengan audiensi bisa mendapat jawaban yang lebih jelas dari KCD. Itu makanya kami tidak melakukan unjuk rasa. Tapi kegelisahan yang kami sampaikan sama (dengan PMII Ciamis),"ujar Rizal. Rabu (2/7/2025).

"Alhamdulillah salah satu isu yang kami tanyakan juga soal dugaan penyelewengan dana BOS di Pangandaran, dan kabarnya sudah diproses di Polda (Jabar),"imbuhnya.

Rizal menceritakan, untuk keluhan pendidikan yang ada di Ciamis, salah satunya soal terhambatnya izin pembangunan sekolah SMKN

"Nah yang jadi soal hambatan izin nya ini tidak dijelaskan oleh KCD disoal administrasi kah atau soal apa sehingga izin nya tidak keluar. Harusnya kan KCD memberikan klarifikasinya soal hambatan izin itu,"kata Rizal.

Dia menyinggung soal SMKN Tambaksari yang dinilai nya pembangunan sekolah tersebut karena adanya kejadian politik.

[cut]

Kepala KCD Wilayah 13 Hj Widhy Kurniatun

"Dari mulai ulang tahun Ciamis bapak KDM (Kang Dedi Mulyadi) hadir. Kemudian Kang Nanang sebagai Ketua DPRD Ciamis menyampaikan keluhan warga soal sekolah di Tambaksari tidak izin sampai hari ini. Ternyata dari proses itulah menjadi akselerasi dan akhirnya dapat izin. Nah itu kan tidak serta merta menjadi berita baik saja, tapi kita lihat kebelakang macet (izin) nya kenapa, itulah yang sampai hari ini menjadi pertanyaan,"tuturnya.

Rizal mengungkapkan, dari hasil audiensi berjalan normatif. Ternyata dari Kepala KCD sendiri disebutkan karena ada tukar guling tanah. Nah tanah ini milik desa.

"Dan menurut Kabag Hukum Provinsi, kondisi itu tidak bisa keluar izin karena status tanah nya. Nah (SMKN) Tambaksari ini hanya menjadi contoh. Ternyata ada juga terjadi di Banjarsari, ada juga terjadi di Kecamatan Kawali. Mungkin tidak disampaikan juga ada apa masalahnya nih?, sampai izin ini kan muncul-muncul,"ungkapnya.

"Kawan-kawan juga baru tahu persoalanya gara-gara tanah setelah izin nya keluar. Selama ini (KCD) ga terbuka, cuma tahu izin nya ga keluar kenapa,"sambung Rizal.

Saat ditanya apakah SAPMA PP Ciamis puas dengan jawaban-jawaban yang disampaikan Kepala KCD Wilayah 13 dalam pertemuan itu.

"Terus terang ga puas,"cetusnya.

Sementara itu, Kepala KCD Pendidikan Wilayah 13 Jabar Hj.Widhy Kurniatun mengatakan, apa yang disampaikan SAPMA PP Ciamis dianggapnya sebagai masukan yang positif.

"Ya kan itu bagus ya sebagai masukan buat kami. Saya pikir itu menjadi masukan bagi kami, tidak hanya dari elemen pendidikan pengajar saja. Tapi dari elemen masyarakat juga,"kata wanita berjilbab ini. Rabu (2/7/2025).

[cut]


Saat ditanya adanya isu yang beredar bahwa kalau ada kunjungan KCD ke sekolah harus ada 'amplop'. Widhy malah dengan diplomatis menjawab sehingga tidak menjawab pertanyaan wartawan.

"Eh kita menjelaskan pasti harus runut ya. Kenapa harus runut ya agar tidak salah paham, tidak miss ya dalam menyikapi  saya menjawab dan mereka menerima. Tidak dipotong di tengah jalan ya, jadi harus runut. Karena kan  semua punya sejarah. Seperti bapak itu kan punya sejarah. Saya ada di sejarah mana apa di awal apa,"jawabnya.

Wartawan pun kembali menanyakan ketegasan jawaban Kepala KCD 13 soal terima atau tidak 'amplop' setiap kunjungan ke sekolah.

"Eh kalau saya menjalankan tugas, dengan niat eh, menurut saya tapi menurut rekan-rekan kan belum tentu yah. Kami melakukan sudah secara optimal tapi kalau penerimaanya belum optimal kami minta maaf aja,"jawab Widhy yang bisa dipastikan menambah puyeng kepala wartawan yang mendengarnya. 

Sekedar diketahui, lemahnya gaya komunikasi Kepala KCD Wilayah 13 Hj. Widhy Kurniatun juga dikritik Bupati Ciamis Herdiat Sunarya.

Herdiat bahkan menyindir Widhy dengan kalimat sarkasme. 'Mungkin dia (Widhy) sudah bosan di Ciamis,'.(Edo)

Share:
Komentar

Berita Terkini