Kota Bekasi Sebaiknya Balik Ke Jakarta

Redaktur author photo
Mantan Ketua Badko HMI Jabar, Komaruddin Rachmat

SEBELUM tahun 1959, Bekasi adalah bagian dari Jakarta dibawah Kabupaten Mester Cornelis (Jatinegara sekarang), yang kantor Pemerintahannya di depan Stasiun Jatinegara sekarang.

Kewedanaan Bekasi kala itu membawahi wilayah Cawang, Tebet dan Bekasi itu sendiri.

Di Tahun 1959 ketika Bekasi menjadi kabupaten,  ada wilayah-wilayah yang di barter  antara lain, Cawang, Tebet, Mester (Jatinegara) masuk wilayah Jakarta.

Sementara Cibarusah yang awalnya masuk Bogor masuk ke kabupaten Bekasi, Serengseng  masuk Bekasi, awalnya adalah bagian dari kabupaten Karawang.

Salah satu penyebab Bekasi menuntut menjadi kabupaten sendiri ketika itu, adalah salah satunya karena rakyat Bekasi merasa dianak tirikan dalam politik,  padahal perannya dalam perjuangan revolusi sangat besar.

Ketika Indonesia kembali ke UUD 1945, melalui Dektrit Presiden 1959, Indonesia masuk ke sistim Demokrasi terpimpin, dan PKI masuk dalam kancah politik, dan mulai menyingkirkan lawan-lawan politiknya, antara lain Partai Masyumi.

Tokoh-tokoh Bekasi yang Masyumi disingkirkan, padahal Masyumi kala itu adalah  pemenang di urutan  nomor satu dalam pemilu tahun 1955 (kedua PNI, ke tiga NU dan keempat PKI).

Disingkirkannya tokoh-tokoh Bekasi dari blantika politik kala itu menyebabkan putusnya regenerasi dan tidak mendapat peran di masa orde baru, karena kurangnya anak-anak muda terdidik.

Pejabat-pejabat dari mulai pegawai  Pemda Kabupaten Bekasi hingga guru-guru di drop dari Bandung (Jawa barat).

Anak-anak Bekasi baru mulai masuk perguruan tinggi umumnya tahun 1970 an,  tapi ketika kemudian mereka sarjana, mereka hanya jadi kelompok marginal di Bekasi, dan lebih memilih berkarir di luar Bekasi, antara lain yang utama adalah Jakarta.

Tahun 1975 ketika Gubernur Jawa Barat Aang Kunaipi dan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, beberapa wilayah Bekasi bergabung ke Jakarta, adalah Cakung, Cilincing dan Pondok Gede.

Sekarang Bekasi khususnya Kota Bekasi, secara de facto merupakan wilayah yang tidak terpisahkan dengan Jakarta.

Polisi  komandonya dari Kalpoda Metro Jakarta, demikian juga Kodim,  komando Kodam V Jaya.

Sistim tranportasinya terpadu (LRT,KRL, Bus Trans), jalan-jalan terhubung ke Jakarta dengan koneksitas yang relatif sempurna.

Orang-orang yang bekerja di Jakarta umumnya bertempat tinggal di Bekasi, tergambar di pagi dan sore hari arus manusia yang berangkat dan pulang dari Bekasi - Jakarta.

Kultur Bekasi adalah bukan Sunda tapi Betawi. Dalam kaitannya Gubernur yang sekarang Dedi Mulyadi sangat Sundaisme, pemuja leluhurnya Prabu Siliwangi. Sementara Bekasi yang masyarakatnya religius, tentu merasa tidak nyaman dengan kondisi objektif seperti itu.

Maka dari itu, dengan pertimbangan logis rasional, ada baiknya bila Bekasi khususnya Kota Bekasi kembali menjadi bagian dari Jakarta.

Hal-hal lain yang terkait peraturan perundang undangan, seperti cara penetapan walikotanya dapat dibicarakan kemudian.

Ditulis Oleh : Komaruddin Rachmat- Mantan Ketua Umum Badko HMI Jawa Barat

Share:
Komentar

Berita Terkini