inijabar.com, Kuningan- Univeristas Kuningan (Uniku) melaksanakan PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) di Desa Mancagar, Kecamatan Lebakwangi pada Senin (1/9/2025).
Ketua Tim PKM Universitas Kuningan, Ragel Trisudarmo mengatakan, apresiasi nya untuk masyarakat Desa Mancagar yang menerima dengan baik pelaksanaan PKM ini.
“Antusiasme masyarakat hari ini menunjukan bahwa kami diterima dengan baik. Ini menjadi sinyal positif bagi kami untuk melanjutkan program hingga tuntas dan memberikan dampak nyata, baik dari sisi kesehatan maupun peningkatan nilai ekonomi rumah tangga,” ujarnya. Senin (1/9/2025).
Kegiatan PKM kali ini bertajuk 'Pengelolaan Limbah Rumah Tangga sebagai Bentuk Pencegahan Diare pada Anak dan Berdampak terhadap Nilai Ekonomi Masyarakat'.
“Kegiatan ini menghadirkan Ibu-ibu PKK, kader kesehatan serta perwakilan dari Pemerintah Desa, yang dilaksanakan di Aula Balai Desa Mancagar Kecamatan Lebakwangi Kabupaten Kuningan,” tuturnya.
PKM ini, kata Ragel, melibatkan kolaborasi lintas disiplin dari berbagai institusi pendidikan, yang menambah kekuatan dalam pelaksanaan program secara komprehensif.
Acara tersebut juga menghadirkan narasumber seperti Dosen Politeknik KMC Prodi Managemen Informasi Kesehatan (MIK) Uniku, Dwi Lestari Anugerahwati.
"Ibu Dwi turut berperan aktif dalam memberikan pemahaman mendalam mengenai pentingnya pola hidup bersih dan sehat (PHBS), terutama dalam konteks pengelolaan limbah rumah tangga yang berkaitan erat dengan faktor risiko kesehatan seperti penyakit diare pada anak,” terangnya.
Ragel juga menambahkan, hadir juga Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Uniku, Nurul Siti Siti Jahidah
“Mereka membekali warga dengan pelatihan dasar-dasar manajemen usaha, keuangan dan strategi pemasaran produk hasil olahan limbah berbasis digital,” ucapnya.
![]() |
Mahasiswa UNIKU saat PKM |
Ragel menjelaskan, dengan pendekatan ini, masyarakat tidak hanya mampu mengolah limbah menjadi produk yang bernilai, tetapi juga memiliki kapasitas untuk memasarkan produk secara efektif melalui berbagai platform marketplace.
“Secara strategis, program ini selaras dengan kerangka pembangunan nasional yang tercermin dalam ASTA CITA, khususnya pada tiga pilar utama,” jelasnya.
Dikatakan Ragel, pilar pertama adalah peningkatan kualitas hidup (Pilar 3) melalui penurunan morbiditas diare anak yang berdampak pada peningkatan produktivitas generasi mendatang.
“Kedua, pilar pembangunan berkelanjutan (Pilar 5) yang diwujudkan melalui penerapan prinsip ekonomi sirkular dalam pengelolaan limbah. Sedangkan, pilar ketiga adalah penguatan ekonomi kerakyatan (Pilar 7) melalui pengembangan usaha mikro berbasis pengolahan limbah,” katanya.
Rangkaian kegiatan dalam program PkM ini, masih kata Ragel, dirancang secara komprehensif untuk menjawab persoalan lingkungan sekaligus meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan limbah rumah tangga.
“Kegiatan diawali dengan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), sebagai fondasi dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari risiko penyakit, khususnya diare pada anak,” katanya lagi.
Selanjutnya, masyarakat akan dilibatkan dalam workshop praktis mengenai pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi produk ramah lingkungan yang bernilai ekonomi, seperti lilin aromaterapi, sabun padat, dan sabun cair.
“Pelatihan ini diikuti dengan pengolahan limbah sisa makanan melalui metode budidaya maggot (Black Soldier Fly/BSF), yang berkontribusi pada pengurangan limbah organik sekaligus menghasilkan pakan ternak alami (Magot) dan pupuk organik berkualitas (Kasgot),” ujarnya.
Masih kata Ragel, melalui kegiatan PkM ini, masyarakat akan diberikan pelatihan untuk mengelola limbah organik rumah tangga, seperti sisa makanan dan minyak jelantah, menjadi produk-produk bernilai ekonomi, seperti kompos, pupuk cair, sabun cuci, dan lilin aromaterapi.
“Upaya ini tidak hanya diharapkan mampu menurunkan jumlah limbah yang tidak terkelola secara signifikan, tetapi juga mendorong terciptanya peluang usaha baru bagi warga,” katanya penuh optimis.(rojik)