![]() |
Legenda sepakbola nasional Nuralim (kiri) |
inijabar.com, Kota Bekasi- Mantan pemain Timnas Nuralim yang juga legenda sepakbola nasional menyoroti tagline Kota Bekasi sebagai Sport City (Kota Olahraga).
Menurut dia sulit terwujud karena politisasi olahraga sangat terlihat kasat mata yang akhirnya berdampak pada prestasi, ada disparitas antar organisasi olahraga dan juga lebih menonjol isu korupsi.
"Sport City kan hanya jargon dari kekuasaan di Kota Bekasi yang sulit terwujud,"ucap pria kelahiran asli Margajaya Bekasi Selatan ini. Kamis (18/9/2025)
Politisasi olahraga dari mulai pengurus sampai kebijakan pembinaan olahraga yang justru merusak tujuan mulia dari olahraga itu sendiri.
Selain itu, kata pria yang akrab disapa Jabrik ini, disparitas atau gep antara organisasi seperti KONI (Komite Olahraga Nasional), KORMI (Komite Olahraga Masyarakat Indonesia) dan NPCI (Nasional Paralympic Committee Indonesia) yang ada di Kota Bekasi sangat berjarak.
"Kita lihat itu KONI Kota Bekasi, KORMI Kota Bekasi dan NPCI Kota Bekasi sangat terlihat ada gep yang jauh. Baik dari sisi penganggaran, pembinaan, maupun prestasi,"ungkapnya.
Nuralim mengatakan, KONI Kota Bekasi yang dipimpin oleh Walikota Bekasi dan KORMI Kota Bekasi yang dipimpin oleh istri Walikota Bekasi jika dibandingkan dengan Ketua NPCI Kota Bekasi yang hanya dari kalangan orang biasa jelas ibarat bumi dan langit.
"Atlit NPCI Kota Bekasi itu kan penyandang disabilitas, tapi prestasi atlit nya kan bagus hingga ke tingkat nasional. Nah perhatian pemerintah daerah yang kurang pada mereka termasuk anggaran yang jauh di bawah KORMI apalagi KONI,"beber Nuralim
Dia juga menyinggung beberapa kasus korupsi di Kota Bekasi yang mencedrai nilai-nilai olahraga itu sendiri yang bicara soal menjunjung tinggi sportifitas dan kejujuran.
"Kasus alat olahraga itu kan jadi kasus nasional yang sangat memalukan. Itu terjadi karena politisasi olahraga. Karena ada kepentingan politik dan bisnis yang kental dari para elit dan pelaku usaha akhirnya rusak citra olahraga itu sendiri,"kata Jabrik.
Jika tagline Sport City hanya untuk menguntungkan segelintir elit, kata Jabrik, buat apa digaungkan hanya akan jadi alat pembenaran dari kebijakan yang salah.(*)