![]() |
| Dapur SPPG yang berada di dalam lokasi pabrik |
inijabar.com, Kota Bekasi- Keberadaan Dapur SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) milik Yayasan Al Barkah Cipta Insani yang berada di dalam kawasan pabrik PT Biru Makmur Abadi (BMA), Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, menjadi sorotan warga.
Aktivitas dapur tersebut berkaitan dengan limbah MBG (Makan Bergizi Gratis) yang diduga membuat perubahan warna air saluran air menjadi hitam dan berbau menyengat di lingkungan sekitar.
Mengomentari hal itu, Lurah Bojong Menteng, kecamatan Rawalumbu, Waryo, mengaku tidak mengetahui adanya dapur tersebut sebelum mendapat laporan dari aparat Babinsa.
“Saya tahu pun diberi tahu Babinsa. Saya tinjau, komunikasi RT/RW, ternyata bangunan MBG itu sudah rapi, tidak ada tembusan surat ke kantor. RW pun tidak diberikan tembusan,” ujar Waryo melalui sambungan telepon, Rabu (29/10/2025).
Waryo menyebut, pembangunan dapur tersebut dilakukan tanpa izin resmi dan tanpa pemberitahuan kepada pihak kelurahan. Ia menegaskan pengelola seharusnya berkoordinasi sebelum mendirikan bangunan di wilayah administratifnya.
“Dalam tahapan mau adanya kegiatan apa pun itu harus ada komunikasi, baik bersurat maupun berkunjung,” tegasnya.
Waryo juga meminta pengelola Dapur MBG segera memperbaiki sistem pengelolaan limbah serta menindaklanjuti persoalan pencemaran yang dikeluhkan warga.
“Segera selesaikan dari pihak MBG perihal masalah pencemaran di lingkungan, rapikan saluran atau penampungan limbah tersebut,” kata Waryo.
Diketahui, dapur MBG berdiri di dalam area pabrik PT Biru Makmur Abadi (BMA), perusahaan yang bergerak di bidang industri telekomunikasi dan konstruksi. Lokasi dapur yang berada di kawasan industri tersebut menimbulkan pertanyaan dari warga sekitar.
Saat awak media mencoba menelusuri ke dalam pabrik, petugas keamanan bernama Bejo menolak memberikan akses masuk.
“Saya tidak punya kewenangan untuk mengizinkan siapa pun masuk tanpa instruksi dari manajemen,” ujarnya singkat.
Sebelumnya, sejumlah warga melaporkan perubahan warna dan bau pada air di saluran pembuangan belakang pabrik. Warga menduga, limbah dari aktivitas dapur MBG menjadi penyebab terjadinya pencemaran.
Dapur MBG diketahui memproduksi makanan dalam jumlah besar setiap hari untuk mendukung program pemenuhan gizi masyarakat di wilayah Rawalumbu. Namun, aktivitas tersebut kini mendapat perhatian karena adanya dugaan pencemaran lingkungan dan belum jelasnya sistem pengelolaan limbahnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Yayasan Al Barkah Cipta Insani maupun manajemen PT Biru Makmur Abadi belum memberikan keterangan resmi. Pemerintah Kelurahan Bojong Menteng berharap kedua pihak segera memberikan klarifikasi agar permasalahan dapat diselesaikan secara terbuka.(firman)



