Kasus Pengeroyokan Siswa di SMK Widenusantara, Kepsek Bilang Semua Siswa Tanggung Jawabnya

Redaktur author photo
Kepala Sekolah Widenusantara Alamsyah

inijabar.com, Kota Bekasi- Terkait kasus pengeroyokan yang melibatkan siswa nya. Kepala SMK Widenusantara, Alamsyah memastikan akan memberikan pendampingan penuh serta dukungan mental bagi seluruh siswa yang terdampak.

Alamsyah mengatakan, pihak sekolah telah mengambil langkah cepat sekaligus memastikan pendampingan penuh bagi seluruh siswa yang terlibat dalam insiden pengeroyokan pelajar yang sempat viral di media sosial.

Ia menyatakan, sekolah siap memberikan dukungan bukan hanya untuk korban, tetapi juga kepada pelaku yang masih berstatus siswa aktif.

“Pokoknya intinya begini, pihak sekolah akan terus mendampingi semuanya, baik yang menjadi korban maupun yang menjadi pelaku,” tegas Alamsyah saat ditemui usai proses mediasi di sekolah. Jumat (21/11/2025)

“Mereka ini semua anak kami. Kami siap memberikan dukungan mental dan memastikan pembinaan berjalan secara menyeluruh,"sambung Alamsyah.

Alamsyah menjelaskan, sejak awal pihak sekolah telah menggelar koordinasi internal secara intensif untuk memastikan bahwa penanganan dilakukan dengan cepat dan tepat.

Guru, wali kelas, tim kesiswaan, hingga jajaran wakil kepala sekolah, kata dia, dilibatkan untuk memantau perkembangan kedua belah pihak.

“Begitu kasus ini mencuat, kami langsung berkumpul hingga sore untuk mengevaluasi dan menyusun langkah yang harus segera diambil,” jelasnya.

[cut]


Menurut Alamsyah, salah satu fokus utama sekolah adalah memastikan kesehatan psikologis para siswa, terutama korban yang berpotensi mengalami trauma.

“Kalau memang butuh konselor atau psikolog, sekolah akan siapkan. Kami ingin memastikan kondisi mental anak-anak ini terjaga,” ucapnya.

Dalam penjelasannya, Alamsyah juga menegaskan, penyelesaian kasus ini tidak hanya berfokus pada aspek hukuman, tetapi juga pada pemulihan dan pembinaan karakter.

“Kami ini lembaga pendidikan. Prioritas kami tidak hanya menindak pelanggaran, tapi memperbaiki. Kami ingin memastikan karakter anak-anak terbentuk dengan benar, baik di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah,” tegasnya.

Alamsyah juga meminta masyarakat, media, serta orang tua untuk melihat situasi ini secara objektif. Menurutnya, anak-anak membutuhkan bimbingan yang seimbang antara peran sekolah dan keluarga.

“Kadang orang bertanya, ‘Kok sekolah nggak perhatian?’ Padahal kejadian ini terjadi di luar sekolah. Meski begitu, kami tidak lari dari tanggung jawab,” ujar Alamsyah.

Dia berharap, komunikasi antara sekolah dan orang tua tetap terjalin erat untuk mencegah insiden serupa terjadi di kemudian hari.

“Harapan kami, semua pihak bisa lebih bijak dan bersama-sama menjaga anak-anak kita. Sekolah akan terus hadir untuk memediasi, mengawal, dan mendampingi mereka,” pungkasnya.

Guru PPKn/Pancasila SMA Widya Nusantara, Dadan Sulaiman, turut memberikan pandangan dalam upaya penyelesaian kasus ini. Ia menekankan bahwa persoalan remaja perlu disikapi secara proporsional, adil, dan mengedepankan pembinaan.

[cut]


“Ini anak-anak. Mereka masih dalam proses pembentukan karakter. Yang kita butuhkan adalah pendekatan bijak dan tidak emosional,” ujar Dadan.

Ia menjelaskan, dinamika sosial remaja kerap muncul dari kesalahpahaman atau emosi sesaat yang sebenarnya masih bisa diselesaikan tanpa memperpanjang konflik.

“Kasus-kasus seperti ini harus menjadi pembelajaran bersama, bukan ajang saling menyalahkan. Yang penting adalah perbaikan, bukan memperkeruh masalah,” jelas Dadan.

Dia juga mengapresiasi langkah cepat pihak sekolah yang langsung memanggil kedua belah pihak untuk mediasi.

“Sekolah sudah sangat responsif. Ini bukti bahwa pendidikan karakter tetap menjadi komitmen kami di Widya Nusantara,” tegasnya.

Ia berharap seluruh siswa dapat mengambil hikmah dari kejadian ini dan semakin memahami pentingnya menghargai sesama.(firman)

Share:
Komentar

Berita Terkini