Begini Klarifikasi RSD Gunung Jati Terkait Viralnya Video Pemulasaraan Pasien Covid 19 Masih Pakai Kaos

Redaktur author photo

inijabar.com, Kota Cirebon- Beredarnya video viral  pasien  meninggal saat mau dimakamkan baju atau kaosnya  masih melekat di badannya di Kabupaten Cirebon yang diduga terkena serangan penyakit jantung dan dinyatakan positif Covid 19, Direktur Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati Cirebon dr Ismail Jamaludin memberikan klarifikasi, terkait beredaranya video pemulasaraan pasien Covid di Kabupaten Cirebon tersebut.


Menurut dr Ismail, pasien berinisial S jenis kelamin laki-laki dengan usia 37 tahun ini masuk ke Rumah Sakti Gunung Jati tanggal 29 September 2020 pukul 17.00 wib.


Pasien covid-19 asal Kabupaten Cirebon ini, rujukan dari Rumah Sakit Putra Bahagia, namun kata dia, pasien sempat menolak saat akan diantarkan tenaga kesahatan RS Putra Bahagia ke RSD Gunung Jati.


"Hanya diantar oleh istri, dengan catatan dari RS Putra Bahagia disebutkan bahwa pasien tersebut hasil rapid tesnya menunjukkan reaktif,"ujar dr Ismail kepada awak media di PSC 119, Jalan Sudarsono, Kota Cirebon, Senin (5/10)


Lanjut Ismail, setelah pasien tiba di RSD Gunung Jati, pihaknya segera melakukan perawatan dan tes swab kepada pasien. Keesokan harinya hasil tes swab yang dilakukan RSD Gunung Jati kepada pasien hasilnya positif


"Karena memang dari awal juga kami sudah curiga, karena hasil rapid tes sebelumnya di RS Putra Bahagia menunjukkan reaktif,"katanya.


 Ismail menyebutkan, pada tanggal 1 Oktober, pasien mengalami penurunan kesadaran, sehingga pasien dirujuk untuk dipasang alat bantu pernapasan.


Namun pasca itu, katanya, pada tanggal 2 malam dini hari kondisi pasien semakin memburuk, segara pihaknya berkoordinasi dengan keluarga pasien.


"Tanggal 3 Oktober sekira pukul 14.50 pasien ini meninggal dunia, seketika itu juga kita lakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, karena pasien ini domisilnya di Kabupaten Cirebon semuanya sudah kita lakukan koordinasi," ungkap Ismail.


Ismail menegaskan ,proses pemulasaran jenazah Covid-19 ini sudah dilakukan sesuai dengan pedoman dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes).


"Sudah kami lakukan sesuai dengan pedoman dari Kemenkes. Dilakukan perawatan jenazah mulai dari kita melakukan pembersihan, kemudian di disenfektan,"katanya.


Selain itu, pembungkusan jenazah pun  mulai dari menggunakan pelastik, kain kafan dan pelastik lagi ujarnya.


"Jadi itu tiga rangkap, kalau disebutkan tidak ada kain kafannya kurang tepat yah, karena bukti dari kami ada kain kafannya,"tambahnya.


Masih kata Ismail, sebelum dilakukannya pemulasaran jenazah Covid-19 ini, pihaknya terlebih dahulu menginformasikan kepada keluarga jenazah, bahwa karena positif Covid-19, maka akan dilakukan dengan protokol Covid-19.


"Padahal Kami sudah jelaskan secara detail kepada istri dan kakaknya" ujarnya.


Setelah dilakukan pemulasaran, ternyata  banyak sekali cairan yang keluar dari tubuh jenazah, mulai dari anus.


Kemudian kata Ismail, cairan tersebut sudah merembes ke pakaian yang dikenakan jenazah tersebut,untuk itu diputuskan untuk tidak membuka pakaiannya.


"Penanganan pasien meninggal karena Covid 19 ,lanjut ismail,yang kami lakukan sudah berdasarkan protokol  dari Kemenkes,"tutupnya. (AL)

Share:
Komentar

Berita Terkini