inijabar.com,Karawang- Ketua DPD Partai Ummat Kabupaten Karawang, Yayan Mulyana sependapat dengan M.Rizal Fadillah seorang Pemerhati Politik dan Kebangsaan yang menganggap semua pihak harus ikut serta bahu - membahu membantu mengatasi permasalahan kemanusiaan di Palestina.
Pasalnya, kata dia, arogansi zionis Israel menganiaya dan menjajah bangsa Palestina. Pengusiran warga Palestina di Sheikh Jarrah Yerussalem Timur untuk digantikan menjadi pemukiman Yahudi serta penyerangan tentara Israel kepada warga Palestina yang sedang beribadah Ramadhan di Masjid Al Aqsha sangat di luar batas kemanusiaan.
"Ini membuktikan bahwa Israel adalah "the real terrorist". Padahal sebagaimana diketahui sebelum tahun 1948 tidak pernah ada nama negara Israel dalam peta dunia... Sementara itu Palestine adalah negara yg berdaulat sejak lama, bahkan Palestine adalah negara yang pertama mengakui Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945,"ujarnya. Jumat (14/5/2021).
Namun, kata dia, di sisi kebangsaan berbeda dengan Negara Turki, Qatar dan lainnya yang siap terjun langsung hingga memberikan bantuan militer untuk membela bangsa Palestina.
Indonesia dinilainya hanya cukup berteriak mendorong Dewan Keamanan PBB untuk melangkah. Semua tahu PBB telah dikuasai oleh negara yang lebih pro-Israel atau berada dalam kendali lobby zionis. Ruang meja perundingan adalah isu ujungnya. Sulit berharap terhadap penghukuman negara kolonial zionis Israel. Amerika malah meminta penyerangan balasan roket HAMAS ke Tel Aviv dan kota lain untuk dihentikan.
Dikatakannya juga, Turki maju selangkah bahkan seribu langkah untuk membantu permasalahan ini, tapi Indonesia....?????
"Di samping secara normatif mendesak DK PBB untuk menerjunkan pasukan ke area konflik agar "memberi pelajaran dan efek jera bagi Israel" Erdogan juga aktif berkomunikasi dengan berbagai pemimpin dunia untuk membantu membela Palestina,"ungkap Yayan.
Rusia telah diajak untuk terjun bersama dengan pemimpin Qatar dan Raja Malaysia komunikasi dibangun intensif. Demikian juga dengan Saudi, Yordan, dan Emirat Arab. PM Pakistan Imran Khan pun aktif mereaksi.
Menurutnya juga Indonesia masih saja bermain di level Menteri Luar negrinya, Retno Maksudi yang berteriak atas nama Presiden, Sementara Presiden belum ada ucapan atau gerakan apa apa.
"Seperti biasa bungkam untuk urusan seserius kezaliman Israel atas Palestina maka yang bergerak harus di tingkat pemimpin tertinggi,"tegas Yayan
Seharusnya Jokowi selaku Presiden negara yang memiliki jumlah ummat Islam terbanyak di dunia, lebih menunjukkan kepedulian, rasa Simpati dan empatinya kepada bangsa Palestina bukan hanya sekedar basa basi.
"Jika Presiden terus diam ya akhirnya kegeraman rakyat khususnya umat Islam Indonesia atas kezaliman Israel, kembali terbentur dengan kekecewaan pada pemimpinn yang tidak berkualitas, cari aman, serta hanya memikirkan diri dan kroninya. Presiden yang ada dan tiada sama saja,"mirisnya.
Dia juga merasa heran, kenapa Presiden RI saat ini hanya diam, dengan permasalahan - permasalahan yang menyangkut dengan ummat Islam.
"Soal KPK yang "dibunuh" diam, soal babi panggang yang menyinggung umat Islam "sembunyi tangan", masalah pelanggaran HAM berat pembunuhan enam anggota laskar "masa bodoh", terorisme Papua disikapi "sekedarnya", dan kini soal kekejaman Israel "bukan urusan saya" itu tugas Menteri Luar Negeri,"herannya.
Dan menurutnya juga, sang Menlu hanya bisa berteriak untuk sembunyi di ketiak PBB, lalu selesai, Sepertinya Ia melupakan sejarah bangsa ini, bahwa Palestina adalah negara yang awal-awal mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia. Kini pembelaan atas bangsa Palestina dirasakan sekedar basa basi.
Wujud dari kepemimpinan yang selalu mengandalkan pencitraan. Bukan aksi dan bukti. Apalagi menunaikan janji atau berani unjuk gigi.(pik)