Milenial Terbukti Handal Meningkatkan Perekonomian Bangsa Di Bisnis Pertanian

Redaktur author photo




inijabar.com, Indramayu – Kementerian Pertanian memiliki perhatian yang besar terhadap kiprah kawula muda di bidang pertanian. Pertanian, satu-satunya sektor yang bertahan selama masa pandemi berlangsung, membuktikan dua hal tak terbantahkan. 



Pertama, hanya pangan yang mampu bertahan hingga pada akhirnya mampu tumbuh perlahan. Gelaran ODICOFF yang berlangsung pada November 2021 adalah salah satu bukti bahwa ekspor pertanian tidak mati, bahkan diminati pasar Eropa. Kedua, aktor di belakang kontrak senilai Rp 2,3 triliun di 10 negara tersebut adalah kaum milenial. Begitu pun halnya ekspor di luar gelaran tersebut, jika dicek mendalam bisa diketahui para pelakunya sudah banyak dikawal oleh anak muda. 

 

“Hanya pertanian yang sektor ekonominya masih tumbuh. Hortikutura menajdi primadona bagi anak muda. Di masa pandemi banyak tumbuh ecommerce sayuran dan buah guna memenuhi kebutuhan rumah tangga yang notabene juga dinakhodai oleh anak muda,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto dalam pesan virtual bimtek bertemakan, ‘Petani Milenial Sukses di Bidang Hortikultura,’ pada Sabtu (19/12).


Anton, panggilan akrabnya, mengatakan, seiring bertumbuhnya agribisni baik dari hulu ke hilirnya, banyak ide kreatif yang muncul dari anak-anak muda.


“Data menunjukkan, pada saat harga bawang sempat gonjang ganjing, setelah saya ke cek ke lapangan, menarik diketahui bahwa salah satu faktor penyebabnya karena saking banyaknya yang tanam bawang. Milenial berbondong-bondong tanam bawang sehingga terjadi over stock jadi harganya turun. Kami pun sudah mengupayakan agar harga kembali stabil,"ujarnya.


Masyarakat, sambung dia, pasti tidak asing dengan sosok Narji. Komedian yang mulai vakum di industri hiburan itu kini aktif di media sosial. Tak lagi memprioritaskan dunia lawak, dirinya justeru kini menggeluti dunia pertanian. Tetap dibumbui aneka canda khasnya, Narji makin tertarik mempromosikan keasyikannya dalam hal bertani. Mengaku berawal dari keisengannya untuk turun ke sawah milik mertuanya di Pekalongan, Narji kini makin tekun di beberapa komoditas pertanian lainnya, termasuk sayuran.


“Saya itu berasal dari keluarga petani. Kita harus bangga jadi petani, kalo bukan dari petani, manusia tidak bisa makan. Kelebihan jadi petani adalah menjadikan orang senantiasa berproses dan berjuang. Berbicara mangga Indramayu, berarti menaikkan pamor ikon daerah. Ini artinya harus ada penerus mangga yang lainnya karena mangga merupakan perjuangan nenek moyang,” ujar Narji.


Narji juga memberi semangat agar petani mau terus belajar dan berinovasi. Jika mangga dalam setahun hanya dua kali panen, maka masa kosong tersebut perlu diisi dengan kegiatan bertani yang lain. Bukan mustahil, mangga diolah dalam bentuk pangan olahan lainnya. 


“Saya juga berharap budidaya mangga tidak berhenti di generasi sekarang tapi diteruskan ke generasi ke bawahnya. Nanti kalau masuk masa panen lagi, saya diundang yah,” celotehnya yang dijawab dengan tepuk tanggan petani muda yang berada di kawasan Agrowisata Situ Bolang, Indramayu. 


Indramayu sendiri terkenal secara turun temurun sebagai sentra mangga. Tercatat beragam jenis mangga Indramayu. Ini perlu dipertahankan keberadaannya hingga generasi berikutnya. 


“Di Indramayu ada 833 ribu pohon mangga. Kami berharap kaum milenial menjadi penerus  budidaya mangga baik di sisi produksi maupun pasca panen. Khusus varietas agrimania dan cengkir sudah disertifikasi. Gedong gincu itu serupa tapi tak sama dengan mangga Indramayu. Meskipun demikian kami mengharapkan masing-masing wilayah mengembangkan mangga Indramayu baik gedong gincu maupun varietas lainnya. Data kami menyebutkan sekitar 25 macam varietas mangga asli Indramayu yang kita tidak ketahui keberadaannya,” ujar Kabid Hortikultura Dinas Pertanian Indramayu, Usep. 


Mendengar hal tersebut, Sekretaris Ditjen Hortikultura, Retno Sri Hartati Mulyandari mengharapkan pada 2022 kawasan Situ Bolang Agrimania tidak hanya membudidayakan varietas agrimania ataupun varietas introduksi saja. 


“Saya harap pada 2022, di kawasan ini juga mengembangkan 25 varietas asli Indramayu. Kita persiapkan lahannya untuk menunjang hal tersebut agar varietas mangga asli Indramayu tidak hilang,” terang Retno. 


Gayung bersambung, pengelola Agrowisata Situ Bolang, Haji Urip, mengatakan, sangat mendukung hal tersebut. 


“Tak hanya itu, kami sangat membuka diri kepada anak muda yang ingin belajar budidaya buah-buahan terutama mangga. Terjun dalam tanaman kita akan mengerti cara teknis mengelola tanaman dengan baik. Hasilnya juga untuk kita bersama,” terangnya. 


Sosok milenial lain, Sandi Octa Susila mengusung pentingnya digitalisasi pertanian. Bisnis pertanian disetarakan dengan prinsip berkeadilan.


“Berbicara digitalisasi adalah guna meningkatkan ekonomi secara berkeadilan yang keuntungannya didapatkan secara bersama-sama. Rantai pasar yang amat panjang harus dicari solusi alternatifnya. Hal ini perlu dibangun mulai dari hulu hingga ke hilir. Manajemennya harus diatur sedemikian rupa,” ujar Sandi. 


Pemuda kelahiran 1992 ini mengedepankan edukasi dan komitmen yang dibangun mulai sejak tanam hingga proses akhir di konsumen. Komitmen untuk menjaga kuantitas dan kualitas dijaga untuk keberlangsungan bisnis bersama. Di bawah bendera perusahaan bernama Sinergi Tani Indonesia, setiap produksi minim terbuang. Gerai minimarket segar maupun olahan menjadi tiang ekonomi Mitra Tani Parahyangan yang dirintisnya sejak masa kuliahnya dulu.(*)

Share:
Komentar

Berita Terkini