Alex Ungkap 5 Kontroversi Tri Adhianto, Nomer 3 Jadi Isu Nasional

Redaktur author photo



inijabar.com, Kota Bekasi- Sosok Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menjadi sorotan publik terutama di Kota Bekasi dengan sejumlah kontroversi yang mengiringinya.


Hal itu diungkapkan, Ketua DPC Partai Amanat Nasional (PAN) Kecamatan Bekasi Utara, Lukman Hakim atau yang dikenal dengan sapaan Alex Ziblo. 


Dirinya melihat ada 5 kontroversi yang dilakukan Tri Adhianto sebelum jadi Plt Walikota Bekasi maupun sebelum menduduki posisi sekarang.


Pertama, ucap dia, kasus Polder air Aren Jaya. Meski Tri Adhianto belum jadi wakil walikota, masih sebagai kepala Dinas Binamarga dan Tata Air. Namun namanya dominan disebut-sebut warga Kota Bekasi paling bertanggung jawab di proyek tersebut.


"Coba lihat dah, itu buktinya ngejogrog prasasti ditandatangan dia (Tri). Lah kenapa bukan Pepen (walikota) yang ada diprasasti itu. Terus yang bikin gedeg (sebel.red) banyak orang terutama pemilik tanah. Itu kan masih sengketa tapi ngapah maksain dibangun polder di situ. Aturan mah, selesain dulu ganti untungnya,"ucap Bang Alex dengan logat Betawi yang kental.


Yang kedua, lanjut pria kelahiran Bekasi ini, sikap kontroversi Tri, keluar dari PAN di saat sudah menang diusung menjadi Wakil Walikota Bekasi mendampingi Rahmat Effendi sebagai Wali Kota di Pilkada 2018 lalu.


"Yaelah baru ge berapa bulan masuk di PAN. Dia (Tri) jadi wakil walikota Bekasi ga pake ratus-ratusan juta atau miliyar-milyaran rupiah masuk PAN itu. Eh, ditinggalin partai nya itu pindah ke partai lain. Emang sih itu hak politik dia. Cumaan kan ga etis aja kata bocah Bekasi mah,"ungkapnya.


Nah yang ketiga, kata Alex, keputusan menerima youtuber ternama Atta Halilintar Bekasi yang berniat membentuk klub sepakbola bernama Bekasi FC. Ini menjadi kontroversi, lantaran masih ada klub asli asal Bekasi yakni Persipasi. Akhirnya ditolak banyak pihak baik pengurus Persipasi maupun supporter nya.


"Lah, harusnya kan Tri minta ngobrol dulu sebelumnya ama pengurus Persipasi dan perwakilan suporter. Jangan ujug-ujug main terima ajah,"beber Alex.


Keempat, sambung dia, kontroversi penamaan program masyarakat terkoneksi yang disingkat Mas Tri. Sebuah program kepala daerah berkomunikasi mendengarkan masyarakat dan menyerap aspirasi.


Penamaan 'Mas Tri' ini ditentang publik termasuk tokoh-tokoh Bekasi yang menyebut Tri Adhianto tidak mencerminkan seorang pemimpin yang menghormati budaya asli Bekasi yakni betawi, penamaan Mas Tri dinilai tidak cocok dengan filosopi di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.


"Kita pun kawatir, dia (Tri) mampu ga menjaga budaya betawi jika nanti jadi walikota definitif. Lah pantesan aja banyak yang bilang itu mah kampanye gratisan pake APBD,"beber Alex.


Kelima, kata Alex, Keputusan Tri Adhianto melalui suratnya menghentikan program LKM (layanan kesehatan masyarakat). Keputusan ini banyak menuai kontroversi dan penolakan dari  masyarakat, anggota dewan bahkan rekan se partai nya Plt Walikota sendiri yakni PDIP pun sebagian ada yang menolak putusan itu.


"Kan akhirnya rame itu bikin gaduh putusan si Tri ituh. Anehnya belum ge sehari putusan itu langsung dibantah sama Kadinkes nya. Hebat ya bu Kadinkes bisa melawan putusan Plt Walikota,"sindir Alex.


Alex pun mengingatkan Plt Walikota Bekasi Tri Adhianto, apa yang dilakukan hari ini masyarakat akan mencatatnya, mengingatnya. 


"Istilah pribasa nya, manusia dipegang mulutnyah, kalo binatang dipegang buntutnyah. Kalo begitu terus pemimpin, lah kita ora percaya pisan,"pungkas Alex.(*)

Share:
Komentar

Berita Terkini