Penderita DBD Masih Tinggi Di Majalengka, Ternyata Ini Penyebabnya

Redaktur author photo




inijabar.com, Majalengka- Kepala bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka H Mumu Hermawan membenarkan tinggi nya angka penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Majalengka, yang mencapai 356 kasus.


Mumu menyebut, jumlah itu tercatat dalam kurun waktu di bulan Januari hingga Oktober 2022. Dari jumlah tersebut, diketahui empat orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia.


Jumlah tersebut, kata Mumu, masih di bawah dari jumlah yang tercatat pada tahun lalu, yakni 782 kasus.


Namun, jika dihitung dari kasus meninggal dunia sebanyak 4 orang, Case Fatality Rate masih di atas 1 persen dari target dibawah 1 persen atau baiknya tidak ada kematian.


Diungkapkan dia, bahwa ratusan kasus DBD tersebut tersebar di 26 Kecamatan atau 32 wilayah kerja Puskesmas. 

[cut]



"4 Kecamatan dengan kasus DBD tertinggi di tahun 2022, yaitu Kecamatan Cigasong 47 kasus, Sumberjaya 46 kasus, Ligung 39 kasus dan Majalengka 16 kasus," ujar Mumu seperti dikutip dari Tribun, Sabtu (29/10/2022).


Masih tingginya angka kasus DBD di Majalengka, jelas Mumu, salah satunya lantaran cuaca yang cenderung berubah-ubah.


Sehingga dimungkinkan masih banyak tempat perindukan nyamuk.


"Lalu masih minimnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan utamanya dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), menjadi faktor lain," ucapnya.


Perlu diketahui, bahwa nyamuk DBD atau nama latinnya Aedes Aegypti senang di lingkungan yang bersih seperti lingkungan rumah yang banyak genangan airnya.


Seperti di botol bekas, tempat minum burung, pembuangan air kulkas, dispenser, pot bunga dan lain-lain. 


Sehingga yang diperlukan oleh seluruh masyarakat adalah menggerakkan semua lapisan untuk PSN DBD dengan cara 3M plus, yaitu Menguras, Menutup dan Mengubur barang bekas.


Dan plusnya bisa dengan cara menaburkan bubuk abate ke tempat penampungan air.

[cut]



Serta ikanisasi massal yang artinya setiap bak air yang terbuka bisa ditanami ikan 1-2 ekor sehingga akan memakan jentik nyamuk yang ada. 


"Pengasapan atau fogging memang perlu tapi bukan yang utama dalam pemberantasan nyamuk karena fogging hanya berlaku beberapa jam saja dan hanya membunuh nyamuk dewasa, sedangkan jentiknya tidak terbunuh," jelas dia.


Mumu mengingatkan masyarakat untuk tidak hanya fokus pada jenis nyamuk penyebab DBD saja.

[cut]



Ditegaskannya, masyarakat perlu mewaspadai semua jenis nyamuk yang ada.


"Tidak membeda-bedakan jenis nyamuk. pokoknya mah, semua jenis nyamuk yang ada di lingkungan rumah, itu yang berantas aja semua,"pungkasnya.(*)

Share:
Komentar

Berita Terkini