![]() |
Obat paracetamol kadaluarsa yang diterima anak balita Feby Nurdayanti |
inijabar.com, Kota Bekasi- Kasus obat turun panas kadaluwarsa di Puskesmas Rawatembaga Jakasampurna, kecamatan Bekasi Barat yang sempat viral dan korban sudah diberikan kompensasi oleh pihak jajaran Puskesmas tersebut rupanya tidak berhenti sampai di situ.
Ternyata korban obat kadaluwarsa yang terjadi di puskesmas yang sama dialami seorang balita dari wanita bernama Feby Nurdayanti (23).
Warga yang ber alamat di Jalan Cendana 14 dalam RT 06 RW 11 No 24 Kelurahan Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat tersebut mencurahkan kesedihannya pada inijabar.com melalui selularnya pada Minggu (23/3/2025).
"Anak saya berusia 1 tahun bernama Ananda Debi Nasya. Awalnya imunisasi DPT dan setelah selesai diberikan parasetamol berbentuk sirup," ujar Febi mengawali ceritanya.
Imunisasi DPT 2, kata dia, adalah imunisasi yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.
Feby juga mengatakan, dirinya tidak tahu terkait korban yang sama dan sempat viral bahkan sudah dikunjungi Walikota Bekasi Tri Adhianto. Bahkan informasinya sudah mendapatkan kompensasi senilai Rp30 juta.
"Untuk korban pemberian Paracetamol kadaluarsa yang satu lagi, saya tidak tahu menahu beliau mendapatkan kompensasi berapa. Intinya saya hanya dapat bantuan dari puskesmas dan dari kelurahan saja yang memberi bantuan,"tutur Feby.
Feby menyebut bantuan dari Puskesmas yakni, susu, popok, makanan bayi dan uang Rp 2 juta
"Itupun untuk membeli susu anti diare dan mendapat bantuan berupa popok bayi dari kelurahan (Jakasampurna),"katanya.
Feby berharap ada keadilan dalam pemberian kompensasi jika korban yang lain mendapat Rp30 juta harusnya balita nya juga mendapat jumlah yang sama.
"Anak saya yang juga korban baru mendapat bantuan dari puskesmas dan kelurahan saja,"ucapnya.
Selain mendapatkan bantuan berupa tersebut diatas, pihak kelurahan Jaksampurna juga membantu dalam hal pembuatan KIS ( Kartu Indonesia Sehat) dan pembuatan akte lahir.
"Saya berharap agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi agar pihak-pihak yang terkait dengan kesehatan bisa lebih teliti sehingga tidak ada korban obat kadaluarsa lagi,"ungkap Feby.
"Saya berharap agar adanya pengawasan yang di tingkatan Darinpihak puskesmas karna ini bersangkutan dengan nyawa, apalagi untuk anak bayi yang masih sangat rentan dengan berbagai penyakit,"tandasnya. (firman)