Anggota Komisi X DPR Minta Ditunda, Bupati Purwakarta: Ibu Bisa Apa Ketika Lihat Anak Saling Bacok

Redaktur author photo

 

39 remaja setingkat SMP di Purwakarta sudah dilepas orang tua nya masuk barak militer untuk dilakukan pembinaan.

inijabar.com, Jakarta- Anggota Komisi 10 DPR RI, My Esti Wijayanti meminta program pembinaan anak ke barak militer yang diinisiasi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk ditunda dulu dan dikaji lebih dalam.

"Kami di komisi 10 belum memanggil gubernur jawa barat atau membahas dengan Dikdasmen (pendidikan dasar menengah) soal program ini,"ujarnya dalam diskusi di kompastv.

My juga menjelaskan, dirinya mau menangis melihat anak-anak masuk ke barak militer yang di Purwakarta.

"Dari awal ini seolah-olah anak ini sudsh mendapat diskriminasi. Dia (remaja) mempunyai hak-hak yang kita harus berikan. Dia juga dilindungi dengan undang-undang perlindungan anak. Jadi ide ini saya berharap tunda dulu sebaiknya. Lakukan kajian secara mendalam kemudian baru dieksekusi kalau memang secara kajian itu memungkinkan dan tidak akan berpengaruh besar kedepan,"tuturnya.

My Esti juga mengaku sering berkomunikasi dengan anak-anak yang mempunyai kebutuhan khusus yang mempunyai masalah sosial yang ditangkap di kantor polisi karena tawuran.

"Ketika kami berjumpa, kami bisa memahami  anak ini datang dari keluarga yang ekonominya mampu tetapi orang tua nya tidak memberikan waktu yang cukup. Oh ini anak dari keluarga single parent, sehingga perhatian orang tuanya kurang,"terangnya.

"Hal-hal seperti ini (program pembinaan anak) jangan terburu-buru apalagi ini soal anak. Kalau bicara soal anak-anak kita bicara masa depan bangsa. Itu dari satu kabupaten (Purwakarta) aja ada 39 anak. Apakah nanti setelah keluar dari situ (resimen militer) tidak dicap masyarakat gitu,"imbuh My Esti.

Sementara Bupati Purwakarta, Saefulbahri atau yang akrab disapa Om Zein menyatakan, program ini bukan pendidikan militer.

"Tapi kita titipkan dibarak militer. Kenapa kita titipkan di barak militer, karena orang tua nya percaya, ketika mereka sudah tidak mampu mengatasi (kenakalan anak). Coba ibu bayangkan jadi saya ya bupati Purwakarta tiap hari anak-anak tawuran saling bacok. Bahkan ada (kejadian) yang kakek nya sendiri yang dia urus anaknya karena dari bayi orang tuanya sudah tidak ada, ketika pulang pagdan ditegur kakek nya langsung 'dibabat' habis,"beber Om Zein.

"Kalau kejadian ini terjadi, ibu akan melakukan apa. Ketika para orang tua sudah tidak mampu lagi ketika menegur anaknya melawan. Satu-satu nya jalan mencari lembaga yang dipercaya menurut orang tua itu akan bisa mengatasi. Mereka menyerahkan dengan sukarela,"sambung Om Zein.

Dia menganggap, program ini sebuah solusi, terlepas nanti akan dibahas. Tapi paling tidak pemerintah kabupaten Purwakarta merasa lega kedepan tidak ada tawuran lagi.

"Minimal mereka tingkat disiplinnya meningkat,"cetusnya.(*)

Share:
Komentar

Berita Terkini