![]() |
Suasana gelap gulita di Asrama Haji Bekasi pada Senin (5/5/2025) malam. |
inijabar.com, Kota Bekasi- Baru musim haji kali ini Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi mengalami padam listrik selama dua malam berturut-turut pada 4 dan 5 Mei 2025.
Ratusan jemaah calon haji yang telah tiba di asrama tersebut tidak terlayani dengan baik. Pemeriksaan kesehatan dilakukan seadanya, hanya dibantu cahaya dari senter ponsel.
Terlihat pihak pengelola haji dan pihak asrama tidak siap mengantisipasi, dan genset yang ada pun tidak bisa menyala.
Dua malam gelap cukup membongkar borok pengelolaan fasilitas ibadah yang disebut strategis nasional.
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama Haji Bekasi berdalih genset rusak akibat banjir. Namun hingga berita ini diturunkan, tak ada tanda-tanda perbaikan. Tak ada tim teknis. Tak ada rilis resmi. Yang ada hanya keheningan dan kegelapan.
“Kalau dua malam berturut-turut listrik padam dan genset tetap mati, itu bukan force majeure. Itu kelalaian manajemen,” kata Ginanjar, aktivis Gerakan Mahasiswa Anti Nepotisme dan Korupsi (GARANSI) Kota Bekasi.
Menurut Ginanjar, ketidaksiapan fasilitas ini mencerminkan gagalnya sistem darurat yang semestinya selalu aktif terutama di fasilitas pelayanan ibadah sebesar Asrama Haji.
Ia juga menilai UPT gagal menjalankan tugas dasar, memastikan layanan publik berjalan, meski dalam kondisi darurat.
“Kalau urusan genset saja tidak bisa diselesaikan, bagaimana kita yakin aspek lainnya lebih siap?” ujar Ginanjar.
GARANSI mendesak Kementerian Agama turun tangan. Mereka menuntut audit kinerja dan transparansi anggaran pemeliharaan fasilitas.
“Kami menduga ada pembiaran, mungkin juga penyimpangan. Ini bukan sekadar lampu padam, ini simbol gelapnya tata kelola,” katanya.
Asrama Haji, bukan sekadar tempat singgah. Ia bagian dari sistem ibadah yang membawa nama negara.
"Jika urusan listrik saja tak terurus, wajar publik bertanya, apa yang sebenarnya terjadi di balik dinding mewah asrama itu?"sindirnya.(*)