![]() |
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi saat menemui siswa Purwakarta di barak militer |
inijabar.com, Purwakarta- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi membalas kritik KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) terkait adanya keluhan dari siswa peserta pembinaan di barak militer Purwakarta.
Dedi Mulyadi menyatakan, anak-anak tersebut di barak militer tidak mengalami kekerasan.
"Anak-anak ini di barak militer tidak mengalami kekerasan tapi kalau di luar dia dibacok,"ucapnya saat mendatangi dan melepas anak-anak setingkat SMP di Purwakarta kembali ke orang tua nya masing-masing. Minggu (18/5/2025).
Dedi menyatakan, di barak militer anak-anak tersebut aman. Jadi jangan ketika dibarak militer segala dibahas.
"Di barak militer mereka aman, di luar mereka dibacok dan digebukin. Jadi jangan dimasalahin ketika di barak militer segala dibahas ketika di luar mereka dibacok, digebukin, mereka dilempar pakai batu sampai masuk rumah sakit. Pertanyaanya, ketika masuk rumah sakit, mereka kemudian harus bayar Rp100 juta, Rp50 juta, Rp45 juta ga ada yang nebus, siapa yang nebus,"tutur Kang Dedi Mulyadi (KDM)
"Apakah KPAI turun ke rumah sakit?, untuk membayar, kan enggak,"sindir KDM.
Dia menekankan, sistem pendidikan harus dievaluasi. Ketika anggaran pendidikan yang memakan trilyunan rupiah artinya ada masalah dengan sistem pendidikannya.
"Kalau sistem pendidikan, saya sebagai gubernur kan sudah ada surat edaran. Itu kan saya intervensi bagaimana bangun tidur, bagaimana pergi sekolah, kemudian bagaimana makan di sekolah, bagaimana pakai handphone bagi SMP dan SD, tidak boleh lagi mereka (siswa) keluyuran malam. Kalau bisa menjalankan puasa Senin Kamis bagi yang ingin menekuninya,"beber KDM.