![]() |
Tim Visitasi SRA saat melakukan penilaian di Madrasah Ibtidaiyah Riyadatul Iman Jatibening Baru Pondok Gede. |
inijabar.com, Kota Bekasi- Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tarbiyatul Iman Kelurahan Jatibening Baru Kecamatan Pondok Gede menjadi salah satu sekolah masuk penilaian Sekolah Ramah Anak.
Kepala Sekolah MI Tarbiyatul Iman Hasbiallah Su'aini saat ditemui di sekolahnya mengatakan, hari ini Selasa (12/8/2025) sekolahnya kedatangan tim penilai atau tim visitasi Sekolah Ramah Anak (SRA).
Dirinya mengaku tidak mengetahui alasan kenapa sekolahnya masuk menjadi salah satu sekolah yang mendapat penilaian Sekolah Ramah Anak tingkat Kota Bekasi.
Namun, kata Hasbiallah, selaku kepala sekolah terus berupaya menjadikan MI Tarbiyatul Iman menjadi sekolah yang aman dan nyaman bagi peserta didik, sejalan dengan program Sekolah Ramah Anak (SRA).
Dia menegaskan, sarana-prasarana yang memadai berperan besar dalam mendukung proses belajar.
“Bagusnya atau lengkapnya sarana-prasarana yang ada di madrasah, tentunya berdampak kepada kualitas ataupun kegiatan belajar mengajar di kelas masing-masing. Kalau didukung dengan sarana, baik di dalam maupun di luar kelas, itu harus kita tingkatkan. Kalau sarananya bagus, insya Allah dapat mendukung kegiatan belajar semakin maksimal,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Ustad Hasbi ini menyatakan, penilaian SRA dilakukan berdasarkan indikator dari tim visitasi.
“Contohnya, adakah di madrasah ini UKS? Bagaimana SKU UKS-nya, lalu sarana MCK-nya. Setiap komponen ada indikator yang harus kita penuhi,” katanya.
Sementara itu, tim visitasi SRA dari DP3A (Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Kota Bekasi) Kota Bekasi, Hj. Kartika Sukmawati Lubis, menjelaskan, penilaian mengacu pada borang Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPA) dengan enam indikator.
“Mulai dari kelembagaan dan komitmen bersama, seperti kebijakan sekolah yang mendukung pemenuhan hak-hak anak. Kedua, dari peserta didiknya. Ketiga, sarana-prasarana, apakah sudah memenuhi hak anak misalnya bentuk meja yang lancip harus ditumpulkan,” paparnya.
Selain itu, sambung Kartika, aspek lain yang dinilai adalah kesehatan dan keamanan.
“Kami perhatikan kebersihan toilet, kantin, hingga kualitas makanan yang sesuai standar gizi anak. Dari sisi peran serta, kami lihat keterlibatan orang tua, lingkungan sekitar, pemerhati anak, fasilitator SRA, hingga unsur dari DP3A,"ungkapnya.
Tahun ini, terdapat 28 sekolah yang dinilai, terdiri dari 14 sekolah tingkat SD/sederajat dan 14 sekolah tingkat SMP/sederajat.
“Kalau di Kota Bekasi, Alhamdulillah 90% sekolah sudah mendapat SK sebagai Sekolah Ramah Anak (SRA). Untuk sosialisasi, sudah mencapai 75%,” kata Kartika.
Ia menegaskan, tujuan utama SRA adalah menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan aman.
“Ketika sekolah ramah anak terbentuk, anak nyaman, guru tenang, orang tua bahagia. Hak anak harus terpenuhi, hak tumbuh kembang, pendidikan, partisipasi, serta kesempatan mengembangkan bakat. Dan yang terpenting, anak terlindungi dari segala bentuk kekerasan,” pungkasnya.(firman)