![]() |
Pengurus RW 15 Perum Duta Indah beserta 15 RT yang hadir dalam rapat memutuskan mengundurkan diri dari Lomba K3 dan Poskamling |
inijabar.com, Kota Bekasi- Merasa dilecehkan oleh Plt Lurah Jatimakmur dan jiga Camat Pondok Gede terkait kepesertaan Lomba K3 dan Poskamling antar kelurahan tingkat Kecamatan Pondok Gede.
Pengurus RW 15 dan 15 RT di Perumahan Duta Indah Jatimakmur mengundurkan diri dari kepesertaan di lomba yang dilaksanakan dalam memperingati HUT RI ke 80 tersebut.
"Kami pengurus RW 15 Perumahan Duta Indah beserta 15 RT yang ada menilai pembatalan kepesertaan secara sepihak dan tanpa pemberitahuan dari pihak kelurahan maupun kecamatan Pondok Gede merukan pelecehan dan ini bukan soal menang kalah tapi lebih ke harga diri lingkungan kami,"ujar Ketua RW 15 Perum Duta Indah Jatimakmur, Taufik Irawan usai menggelar rapat bersama pengurus RW 15. Rabu (6/8/2025) malam.
Taufik juga menyatakan dalam rapat pengurus RW dan RT di Perumahan Duta Indah diputuskan, bahwa pihaknya tidak akan membantu penagihan PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) pada warga lagi.
"Silahkan tagih sendiri (PBB) ke warga Perumahan Duta Indah, kami tidak menghalangi dan juga tidak akan membantu lagi,"ungkapnya dengan nada tinggi.
Dia juga mengatakan, hingga saat ini tidak ada itikad baik dari pihak kelurahan maupun kecamatan memberitahukan kepada kepengurusan RW 15 tentang alasan pembatalan keikutsertaan di lomba K3 dan Poskamling 2025.
"Padahal pengurus dan warga di tiap RT kami sudah semangat dan telah melakukam bersih-bersih dengan anggaran swadaya sendiri. Eh malah dilecehkan seperti ini,"ujarnya.
Padahal awalnya dari seluruh RW yang ada di Jatimakmur. RW 15 ditunjuk oleh Plt Lurah Jatimakmur untuk mewakili Jatimakmur di lomba K3 tingkat kecamatan Pondok Gede. Namun tiba-tiba tanpa pemberitahuan ada peserta baru dari RW 11 yang ditunjuk sebagai perwakilan kelurahan Jatimakmur.
Dalam aturan pelaksanaan lomba tersebut setiap kelurahan diwakili oleh satu RW. Namun dari kelurahan Jatimakmur yang sebelumnya telah memutuskan RW 015 yang mewakilinya, tiba-tiba ada RW lain yang juga mewakili Jatimakmur.
"Kami ga senang juga jika alasanya ada pemilahan RW komplek dan RW kampung. Ini ga bener masa dikotak-kotak kan begitu,"cetusnya.
Bagi Taufik, persoalan tersebut bukan sebatas lomba tapi juga rusaknya etika administrasi pejabat di kelurahan Jatimakmur dan juga di kecamatan Pondok Gede.
Dengan adanya dua perwakilan dari Jatimakmur, pihaknya akhirnya memutuskan mengalah untuk mundur dan mempersilahkan RW 11 yang ditunjuk Plt Lurah Jatimakmur.(*)