![]() |
Ilustrasi |
inijabar.com, Garut- Data dari Pusdatin (Pusat Data dan Teknologi Informasi) yang mengungkap ada 11 ribu anak usia sekolah yang tidak melanjutkan pendidikannya akan dicari solusinya dalam waktu secepatnya.
Hal itu dikatakan Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Garut Asep Wawan. Dia menyatakan, akan memverifikasi datanya terlebih dahulu.
”Setelah yakin datanya benar, baru kita konfirmasi penyebabnya apa,” ujarnya. Jumat (01/8/2025).
Asep juga mengatakan, veriifikasi data sangat penting untuk memahami akar masalah dan mencari solusi agar anak-anak ini bisa kembali bersekolah.
Data tersebut termasuk siswa yang putus sekolah (drop out) di tengah jalan, serta siswa yang lulus dari satu jenjang pendidikan tapi tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya, misalnya dari SD ke SMP, atau dari SMP ke SMA.
Asep menyatakan, jumlah 11 ribu anak yang tidak bersekolah ini sangat signifikan, mengingat jumlah total siswa di Garut tercatat 269 ribu untuk tingkat SD dan 106 ribu untuk tingkat SMP.
“Angka itu cukup besar dan menjadi perhatian serius kami,” ucapnya.
Tim Disdik Garut juga bersama para koordinator wilayah pendidikan di 42 kecamatan diturunkan untuk melakukan penelusuran.
"Mereka akan mengunjungi langsung lapangan untuk memverifikasi setiap nama yang tercatat dalam data,"tuturnya.
Penyebab putus sekolah ini diduga beragam, mulai dari faktor ekonomi, seperti ketidakmampuan orang tua membiayai sekolah, hingga faktor geografis seperti jarak tempuh yang jauh.
Namun, kata dia, apapun faktor dari putusnya ribuan siswa dari sekolah, Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Garut segera menyusun langkah guna mencari solusi.
Pihaknya berkomitmen untuk terus mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.
Upaya ini diharapkan dapat menjamin setiap anak di Garut mendapatkan haknya untuk mengenyam pendidikan hingga tuntas.(*)