![]() |
KA Argo Bromo Anggrek yang mengalami anjlog di Pagaden Subang |
inijabar.com, Subang – Kereta api Argo Bromo Anggrek dengan rute Surabaya–Gambir mengalami anjlok di Emplasemen Stasiun Pagaden Baru (PGB), Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang, pada Jumat (1/8/2025) sekitar pukul 15.47 WIB.
Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut, hanya 5 gerbong dari total 13 rangkaian dilaporkan keluar dari rel, terdiri dari gerbong K102350, K102345, T100902, T100901, dan P02306.
Dalam peristiwa tersebut, terdapat 281 orang di dalam kereta, meliputi 245 penumpang kelas eksekutif, 14 penumpang suite, dan 22 kru kereta.
Pihak PT KAI segera menutup jalur kereta api dari arah Jakarta ke Jawa Tengah dan sebaliknya, guna melakukan proses evakuasi gerbong dan pengecekan keselamatan rel.
Komandan Kodim 0605/Subang, Letkol. (Czi) Asep Saepudin bersama Kapolres Subang AKBP Dony Eko Wicaksono dan unsur Forkopimda Subang turun langsung ke lokasi anjloknya Kereta Api Argo Bromo Anggrek di Emplasemen Stasiun Pagaden Baru, Kabupaten Subang.
Langkah penanganan cepat, diantaranya sterilisasi lokasi kejadian dengan pemasangan garis polisi dan pengamanan terhadap warga, pengaturan arus lalu lintas di sekitar Stasiun Pagaden untuk mendukung proses evakuasi alat berat, evakuasi penumpang.
Penumpang pun dipindahkan ke bus untuk melanjutkan perjalanan menuju Jakarta yang diinisiasi oleh PT.KAI.
Sedangkan penyebab insiden masih dalam penyelidikan petugas serta pengamanan barang bukti di lokasi kejadian.
Kapolres Subang AKBP Dony Eko Wicaksono mengatakan, situasi saat ini sudah terkendali dan meminta masyarakat untuk tetap tenang serta tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak valid.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan hoaks terkait kejadian ini. Informasi resmi akan terus kami sampaikan secara berkala melalui saluran komunikasi terpercaya,” ujar Dony, Jum'at (01/8/2025).
Sementara itu, Dandim Letkol Czi Asep Saepudin menegaskan, pengamanan lokasi menjadi prioritas utama.
“Kami pastikan area steril demi keselamatan tim evakuasi dan mencegah kerumunan warga yang bisa menghambat proses penanganan. Ini juga penting untuk mencegah potensi gangguan keamanan terhadap barang-barang milik penumpang,” ungkapnya.
Hingga berita ini diturunkan, proses evakuasi gerbong masih berlangsung, dan jalur kereta api belum sepenuhnya diaktifkan kembali. (SriMS)