![]() |
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dan Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang |
inijabar.com, Kabupaten Bekasi- Gubernur Jabar Dedi Mulyadi saat memberikan sambutan pada Paripurna HUT ke 75 Kabupaten Bekasi pada Jumat (15/8/2025) dia menyinggung soal sejarah Bekasi yang belum lengkap.
Menurut Dedi Mulyadi, Bekasi punya cerita yang tidak selesai sudah selayaknya pemerintah Bekasi membuat studi tentang sejarah secara komprehensip sehingga bisa tertulis tertata dengan baik.
Karena Bekasi adalah cerita peradaban Tarumanegara dimana kekuatannya adalah daerah aliran sungai dan aliran sungai menguasai muara, pantai. Seluruh kerajaan pasti dekat dengan sungai.
"Karena pada waktu itu alat transportasi publik yang paling murah dan paling bisa dibangun adalah sungai,"ujarnya.
Karena itu, kata Dedi Mulyadi, jika ingin mengembalikan kejayaan Bekasi, maka kembalikanlah fungsi-fungsi sungai. Sungai harus terhampar panjang tanpa ada yang membatasi
"Maka dia (sungai) harus terjaga kelebarannya, harus terjaga kedalamannya. Maka peradaban yang terbaik kedepan adalah ketika industri semakin tumbuh dan menjadikan sungai sebagai tempat membuang hajat baik hajat personal, hajat komunal, hajat industri, sudah selayaknya kita merumuskan 10 tahun kedepan di era kepemimpinan pak bupati maka tidak boleh lagi yang membuang limbah ke sungai,"terang Dedi Mulyadi.
Limbah harus dikelola dengan baik dengan limbah komunal. Maka pembayaran pajak yang dibayarkan oleh industri tidak boleh habis dalam setahun tidak boleh habis dalam lima tahun.
"Dalam setiap tahun kita harus menabung, daerah mana yang harus dibangun secara ipal komunal. Sampai nanti MUI nya membuat fatwa haram bagi siapa saja yang membuang kotoran ke sungai,"tuturnya.
Dedi menerangkan, kenapa kalimatnya haram?. Karena kita (Bekasi) mayoritas muslim.
"Seorang muslim itu memerlukan air, maka air dalam kaca muslim adalah suci dan mesucikan. Maka air harus menjadi bagian integral nilai-nilai kehidupan. Saya melihat banyak nama-nama wilayah di Bekasi berasal dari kata 'cai' (air),"kata Dedi.
Dia mencontohkan nama wilayah seperti Cikarang artinya air yang keras), air yang halus namanya Cibarusah.
Dedi Mulyadi juga menyebut sungai-sungai di Bekasi terintergasi dengan sungai di Bogor. Bermuara diujung Utara dan juga mengalir ke lautan luas.
"(Sungai) Terintegrasi dengan puncak, terintegrasi gunung pangrango, terintegrasi dengan gunung wayang. Sehingga ketika pertama kali menjabat sebagai gubernur yang saya lakukan saat hujan besar adalah mengembalikan kembali fungsi puncak sebagai persemayan dari pohon, persemayan dari ekosistem hutan. Persemayan perkebunan,"ujarnya.(*)