![]() |
Faisal saat berpose dengan salah satu peserta FTBI 2025 tingkat SD se Kabupaten Ciamis. |
inijabar.com, Ciamis- Ratusan siswa mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) jenjang Sekolah Dasar (SD) tingkat Kabupaten Ciamis tahun 2025, yang dilaksanakan di SDN 1 Cijeungjing selama dua hari pada Kamis dan Jumat 20-21 Agustus 2025.
Acara tersebut menjadi wadah penting guna melestarikan bahasa daerah sekaligus menggali potensi siswa sejak dini agar mencintai budaya, dan tradisi leluhur.
Ketua penyelenggara FTBI tahun 2025, Ian Diana mengatakan, bahasa ibu merupakan salah satu warisan tidak ternilai yang wajib dijaga dan diwariskan kepada generasi penerus.
“Melalui FTBI ini, kita ingin menanamkan rasa cinta terhadap bahasa daerah agar tetap hidup di tengah arus globalisasi,” ujarnya. Kamis (20/8/2025)
Ian memaparkan, ada 7 mata lomba yang digelar dalam ajang FTBI ini, mulai dari mendongeng, borangan, puisi berbahasa daerah, pidato, hingga nulis aksara Sunda. Anak-anak tampak antusias menampilkan kemampuan terbaiknya, meski beberapa di antaranya terlihat gugup.
"Namun suasana hangat dari para pendukung membuat peserta lebih percaya diri dalam menunjukkan bakat dan kreativitas mereka," tuturnya.
Dia juga menyatakan, untuk Kabupaten Ciamis waktu tahun 2024 pernah menjuarai tingkat Nasional di FTBI yang di gelar di Bandung. Pihaknya bangga karena bisa melestarikan budaya sunda sehingga tidak pudar di telan era globalisasi.
"Semoga dari sini lahir tunas-tunas muda yang mampu menjaga bahasa ibu, sehingga tidak hilang ditelan zaman,” katanya.
Ditegaskan Ian bahwa, hasil akhir perlombaan akan menentukan wakil Kabupaten Ciamis untuk melaju ke tingkat provinsi. Para pemenang diharapkan mampu membawa nama baik daerah dengan prestasi yang membanggakan. Lebih dari itu, semua peserta yang ikut serta dianggap sebagai pemenang karena telah berkontribusi dalam melestarikan bahasa ibu.
"Besar harapan muncul generasi muda yang terus mencintai dan menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari. Melalui upaya bersama, bahasa ibu diyakini akan tetap lestari dan menjadi jati diri bangsa," tandasnya.
Acara tersebut semakin istimewa dengan hadirnya salah satu figur publik, Faisal, yang dikenal luas melalui ajang pencarian bakat Indonesia Got Talent (IGT). Kehadiran Faisal sebagai juri memberikan warna baru sekaligus motivasi tersendiri bagi para peserta yang berlaga.
Penampilan peserta yang memperlihatkan kepiawaian mereka dalam berbahasa, baik melalui lomba pidato, dongeng, membaca puisi, maupun menulis cerita rakyat dalam bahasa ibu.
Faisal mengaku bangga dapat menjadi bagian dari acara tersebut. Menurutnya, ajang FTBI bukan hanya sekadar lomba, melainkan wadah penting untuk menanamkan kecintaan generasi muda terhadap bahasa daerah yang merupakan warisan budaya bangsa.
Dia juga memberikan masukan yang membangun bagi peserta, khususnya mengenai cara penyampaian cerita agar lebih hidup, teknik vokal, serta ekspresi panggung.
FTBI, kata Faisal merupakan langkah nyata pemerintah daerah dalam upaya menjaga eksistensi bahasa daerah di tengah gempuran era globalisasi.
Faisal menyampaikan pesan kepada seluruh peserta untuk terus berani tampil dan percaya diri, karena menurutnya kemampuan berbahasa adalah modal besar dalam meraih kesuksesan di masa depan.(diki)