![]() |
Sejumlah mahasiswa dari PMII Universitas Pertiwi saat diterima Kasie Intel Kejaksaan Negeri Kota Bekasi |
inijabar.com, Kota Bekasi- Meski kecewa tidak diterima langsung Kepala Kejaksaan Negeri Kota Bekasi Sulvia Triana Hapsari SH. Namun sejumlah mahasiswa dari PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Universitas Pertiwi sedikit lega setelah audiensi denga pihak Kejari yang diwakili Kasie Intel Ryan Anugerah pada Rabu (27/8/2025).
Ketua Komisariat Universitas Pertiwi Alfa Ricki menjelaskan, kedatangannya ingin bertemu Kajari Kota Bekasi untuk membantu memberikan laporan dan data terkait penanganan kasus dugaan korupsi alat olahraga tahun anggaran 2023 pada Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bekasi.
Menurutnya dalam kasus ini tidak hanya melibatkan tiga orang yang sudah di tetapkan sebagai tersangka, tetapi menjadi keterlibatan banyak pihak termasuk diduga walikota dan oknum anggota DPRD Kota Bekasi.
"Kami datang (ke Kejari Kota Bekasi) bukan hanya sekedar silaturahim tapi menjadi salah satu komitmen bahwa akan terus mengawal hingga putusan sidang keluar, dan semua oknum yang terlibat, karena ini tindakan korupsi yang berjamaah dan terstruktur,"ujarnya. Rabu (27/8/2025).
Selain itu, kata Alfa, pihaknya sempat menunjukan sebuah video berisi saat pesta kepiting yang diduga dilakukan di tempat TUW selaku pemilik PT.CIA (Cahaya Ilmu Abadi) dan pemenang proyek alat olahraga itu.
"Kami sengaja tunjukan video tersebut karena membuktikan kedekatan pejabat elit daerah (walikota) dengan TUW selaku pemenang proyek. Harusnya diperiksa juga untuk yang ada di pesta kepiting itu,"bebernya.
Alfa juga menceritakan tanggapan Kasie Intel Ryan Nugraha soal video berisi keberadaan walikota dalam pesta kepiting dengan TUW. Ryan pun hanya mengaku sudah melihatnya dan masih dalam proses penyidikan.
Selain itu, kata Alfa, pihak Kejari juga menerangkan, sudah memanggil beberapa anggota DPRD Kota Bekasi pada Selasa (26/8/2025).
"Jadi intinya kami ingin bertemu Ibu Kajari Kota Bekasi agar kasus alat olahraga ini jangan fokus pada aliran distribusi alat olahraga nya. Tapi penekanannya soal aliran uang korupsinya. Selain itu kami ingin penanganannya profesional dan tidak tebang pilih,"pungkasnya.(*)