![]() |
Walikota Sukabumi H.Ayep Zaki |
inijabar.com, Kota Sukabumi- Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki kembali menegaskan. pemerintahannya tidak anti kritik. Maka itu pihaknya akan meluncurkan program 'Ruang Publik' yang akan mulai dilaksanakan pada September 2025.
Politisi asal Partai Nasdem ini menyebut. program ini menjadi wadah resmi bagi warga untuk menyampaikan aspirasi, kritik, dan pengaduan secara langsung kepada pemerintah.
“Ruang Publik ini terbuka untuk semua yang ingin menyampaikan aspirasi, kritik, atau pengaduan. Sesi akan kita batasi secara tematik dan jumlah kasusnya, maksimal 3 hingga 5 kasus per pertemuan,” ujar Ayep Zaki, Rabu (6/8/2025).
Dia menjelaskan. program ini akan digelar setiap hari Jumat, pukul 13.30 hingga 16.00 WIB di Balai Kota Sukabumi dan terbuka bagi masyarakat umum, mahasiswa, akademisi, hingga media. Setiap sesi akan dihadiri oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, agar persoalan yang disampaikan bisa langsung dibahas dan ditindaklanjuti.
Meski demikian. kata dia. bahwa tidak mungkin semua persoalan bisa diselesaikan dalam waktu cepat.
“Kami bukan malaikat, jadi tidak semua persoalan bisa langsung selesai. Tapi paling tidak, semua bisa didengar dan dicari jalan keluarnya,” kata Ayep.
Masyarakat diminta mengirimkan surat berisi aspirasi atau keluhan dengan mencantumkan dinas tujuan. Surat yang masuk akan diseleksi berdasarkan urgensi dan dampaknya terhadap kepentingan publik.
“Kami membuka ruang ini agar tidak perlu ada demonstrasi. Aspirasi bisa disampaikan secara dialogis dan solutif,” tegasnya.
Menanggapi banyaknya tuntutan dan rencana aksi mahasiswa, Ayep Zaki menyatakan siap menerima audiensi. Cukup dengan mengajukan surat ke Pemkot Sukabumi, mahasiswa bisa mendapatkan ruang untuk menyampaikan masukan secara terbuka.
Ayep juga menegaskan, kritik adalah hal yang wajar dalam demokrasi, namun harus disampaikan secara santun, konstruktif, dan bukan untuk menjatuhkan.
“Saya akan anggarkan. Saya tidak anti kritik, tapi mari berdialog. Kalau ada orang yang punya kompetensi dan kemampuan, saya siap angkat menjadi pendamping saya,” ucapnya.
“Tujuan kita bukan menjelek-jelekkan, mencaci maki, atau iri dengki. Itu tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. Kita harus saling menolong dan memberi masukan demi kemajuan daerah,” tandas Ayep.(*)