Pelunasan Haji Khusus Melempem: Baru Tiga Orang Lunas, 16 Ribu Sisanya Masih 'Ngehayal'?

Redaktur author photo

 

Ilustrasi

KALAU biasanya jamaah haji khusus dikenal sebagai 'kelas fast track' baru buka pelunasan, saldo langsung masuk tahun 2026 justru menghadirkan plot twist paling absurd dalam sejarah penyelenggaraan haji Indonesia. 

Dari kuota 16.573, yang melunasi baru tiga orang. Iya, tiga. Bukan salah ketik. Bukan juga angka sementara. Itu benar-benar 0,01 persen.

Jika ini pertandingan bola, scoreboard-nya seperti Persib VS Barcelona tapi yang hadir di stadion cuma tiga orang penonton yang salah masuk pintu.

Fenomena Haji Khusus: Silent Mode atau Saving Mode?

Biasanya jamaah haji khusus adalah komunitas paling gesit: pelunasan dibuka jam 9, jam 9.15 sudah 40 persen lunas. Tahun ini, justru sepi bak counter embun pagi. Entah jamaah lagi nunggu promo “Haji Flash Sale 12.12”, atau semuanya sedang menghitung ulang harga dinar.

Kondisi ini, mau tidak mau, bikin Komnas Haji naik darah.

Ketua Komnas Haji, Dr Mustolih Siradj, sampai menyebut fenomena ini sebagai 'sinyal bahaya'.

Bahaya? Iya. Karena logikanya: kalau jamaahnya belum siap bayar, bagaimana penyelenggara mau ngejar kontrak layanan di Saudi? Visa, hotel, katering, Masyair, bus… semua butuh uang muka, bukan doa saja.

Komnas Haji Khawatir, Tapi Sistem Sepertinya Tenang-Tenang Saja

Bayangkan tim teknis haji sedang menunggu kepastian dana, seperti nunggu WA dibalas:

“Dibaca biru, tapi nggak dibayar-bayar.”

Padahal keberangkatan tinggal lima bulan lagi. Dalam industri haji, lima bulan itu bukan waktu longgar—itu waktu panik. Sementara grafik pelunasan tahun ini lebih mirip grafik saham gorengan habis digerebek.

Apakah Ini Salah Jamaah? Salah Sistem? Atau Salah Siapa?

Apakah BPIH-nya kemahalan?

Apakah jamaah menunggu situasi geopolitik Timur Tengah stabil?

Atau jangan-jangan seluruh jamaah haji khusus lagi rapat zoom nasional untuk menentukan siapa yang melunasi duluan?

Sampai artikel ini ditulis, hanya tiga orang yang berstatus 'siap berangkat'. Sementara ribuan lainnya masih status “siap, tapi nanti dulu”.

Jika Dibiarkan, Konsekuensinya Bukan Main-main

Karena pelunasan ini domino-nya penyelenggaraan haji. Terlambat bayar = terlambat kontrak = terlambat proses visa = potensi gagal terbang.

Dan kalau gagal terbang?

Siapa yang disalahkan?

Pasti bukan jamaah.

Pasti bukan travel.

Biasanya: pemerintah.

Begitulah tradisi.

2026 Bisa Jadi Tahun “Uji Nyali” Penyelenggaraan Haji

Fenomena pelunasan tiga orang ini seperti alarm dini: keras, tapi pura-pura tidak terdengar.

Kalaupun analisa Komnas Haji dianggap berlebihan, setidaknya data berbicara: jamaah haji khusus sedang tidak dalam mode yang normal.

Kalau tahun ini pelunasan baru tiga orang, jangan salahkan publik kalau mulai bertanya:

“Ini jamaah belum melunasi… atau keberangkatan memang belum siap?”

Di tengah teka-teki ini, satu hal pasti:

Drama haji 2026 baru dimulai, dan episode berikutnya layak ditunggu.

Ditulis Oleh: Humas ASPHIRASI Jabar

Share:
Komentar

Berita Terkini