Haeri Parani Soroti Kasus Dugaan Pelecehan Sexual Pada Siswa SMPN 6 Kota Bekasi

Redaktur author photo


Anggota Komisi IV DPRD Kota Bekasi Haeri Parani


inijabar.com, Kota Bekasi- Adanya dugaan pelecehan di SMPN 6 Kota Bekasi disoroti Anggota Komisi IV DPRD Kota Bekasi Haeri Parani. 


"Kepala sekolah dapat membentuk tim pengusutan kasus itu agar tidak menjadi isu simpang siur kebenarannya,"saran politisi asal Partai Demokrat ini. Senin (1/8/2022)


Tim pengusutan kasus ini, kata dia, dapat melakukan langkah-langkah memanggil saksi korban, menanyakan secara detail kapan kejadiannya, kejadiannya di mana, saksi siapa aja, apakah ada orang lain lagi yang menjadi korban, dan cari tersangkanya.


"Apabila sudah dilakukan pemeriksaan semua hal di atas baru dapat disimpulkan bahwa apakah benar adanya dugaan pelecehan seksual kepada murid, bilamana ada indikasi dugaan pelecehan seksual maka dapat memanggil orang tua murid untuk di tindak lanjuti sampai ke polisi atau upaya damai,"tutur pria yang juga berlatar belakang lawyer ini.


Adapun mengenai staf administrasi sekolah tersebut, lanjut Haeri Parani, diserahkan kepada sekolah melaporkan kepada kepala dinas pendidikan untuk dilakukan tindakan pemecatan atau peringatan.


"Hal ini segera dilakukan oleh kepala sekolah SMPN 6 agar tidak menimbulkan isu isu yang simpang siur kebenarannya,"pungkasnya.


Sekedar diketahui terungkap di media sosial (medsos) dugaan pelecehan seksual terhadap murid di lingkungan SMP Negeri 6 Kota Bekasi, Senin (1/8/2022). 


Dalam informasi yang beredar, pelaku diduga tenaga staf pendidik berinisial D. Sejumlah korban membocorkan tangkapan layar modus pria terduga pelaku saat berkirim pesan. 


Sementara Humas SMP Negeri 6 Kota Bekasi Alis mengatakan, pihaknya sudah mendengar kabar dugaan pelecehan seksual tersebut. 


"Pihak sekolah baru dengar keluhan ini kemarin hari Jumat (29/7/2022), sampai malam minggu (30/7/2022) dapat kabar di IG (Instagram) sudah viral," kata Alis kepada wartawan, Senin (1/8/2022). 


Alis menjelaskan, terduga pelaku bukan guru. Melainkan staf administrasi yang bertugas di perpustakaan sekolah.


"Dari 2013 sebagai honorer diangkat jadi TKK (tenaga kerja kontrak) 2014 jadi belum PNS (pegawai negeri sipil)," jelasnya. 


Pihak sekolah lanjut Alis, sudah memanggil yang bersangkutan untuk dimintai klarifikasi. Terduga pelaku membantah segala tuduhan pelecehan seksual. 


Menurut dia, apa yang dilakukan sebatas berkirim pesan dan direspon oleh para korbannya. 


"Jawabannya memang tidak ya (mengaku), hanya sekedar chat (pesan) saja dan itu bukan dia sendirinya ternyata ada respon juga dari si korban seperti itu pengakuannya," jelas dia. 


Adapun dalam tangkapan layar yang beredar di media sosial, terduga pelaku kerap mengirim pesan Whatsapps ke sejumlah korban. 


Terduga pelaku kerap mengumbar hasrat birahinya melalui pesan Whatsapps ke korban, bahkan ada salah satu korban diajak panggilan video seks hingga dibujuk ke hotel.


"Dari 2013 sebagai honorer diangkat jadi TKK (tenaga kerja kontrak) 2014 jadi belum PNS (pegawai negeri sipil)," jelasnya. 


Pihak sekolah kata Alis, sudah memanggil yang bersangkutan untuk dimintai klarifikasi. Terduga pelaku membantah segala tuduhan pelecehan seksual. 


Menurut dia, apa yang dilakukan sebatas berkirim pesan dan direspon oleh para korbannya. (*)

Share:
Komentar

Berita Terkini