Khawatir Lahannya Diklaim Perhutani, Ukur Ulang Jadi Tuntutan Warga Desa Cupang

Redaktur author photo
Camat Gempol Sri Darmanto.

inijabar.com, Kabupaten Cirebon - Terkait lahan warga yang diklaim Perhutani. Camat Gempol Sri Darmanto mengatakan, persoalan tersebut hanya kesalapahaman saja.

Desa Cupang lokasinya ini, kata Darmanto, dikelilingi oleh area Perhutani. Posisi tersebut yang akhirnya menimbulkan kesalahpahaman warga dengan Perhutani.

"Desa Cupang dikelilingi area Perhutani sehingga dimungkinkan ada kesalah pahaman antara warga dengan tetangganya yakni Perhutani," terangnya.

Darmanto juga berpesan pada masyarakat di wilayahnya, sekarang ini sedang melaksanakan PTSL segera ikuti kegiatan ini karena kegiatan ini merupakan kegiatan pemerintah pusat untuk melindungi tanah-tanahnya masing-masing dalam bentuk sertifikat.

"Untuk masyarakat Cupang sesuai tadi yang disampaikan tidak bisa tidur, tidurlah dengan tenang. Insyaallah pemerintah akan hadir dan pemerintah akan membantu memberikan solusi yang terbaik," tegas Darmanto.

Warga Desa Cupang sendiri sudah mengadukan keluhannya tersebut ke Bupati Cirebon H.Imron Rosyadi pada Jumat (8/3/2024).

Dan Bupati saat itu merespon dengan secepatnya untuk membuat surat dan menginventarisir permasalahan-permasalahannya untuk segera dicari solusinya dengan Perhutani dan akan disampaikan kepada BPN kalau sudah selesai solusinya baru di keluarkan sertifikat.

Sekedar diketahui kurang lebih ada 91 orang yang terdata sebagai pemilik lahan. Permasalahan tanah dengan Perhutani ini kurang lebih ada 3000 meter.

Dari 3 desa yang melaksanakan program Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) termasuk Desa Cupang yang sudah sampai ke tahap pengukuran.

Sejumlah warga Desa Cupang sendiri mengungkapkan, sejak adanya pengukuran tanah melalui program PTSL warga merasakan tidak bisa tidur pasalnya tanah yang dimiliki sejak nenek moyangnya masuk ke pemilikan Perhutani.

"Kami tidak ada ke kecurigaan ke siapapun dalam pengukuran sertifikat ini yang mengunakan ukur satelit, namun kami warga Cupang meminta ukur ulang jadi tidak ada yang saling menyalahkan,"ucap salah satu warga desa Cupang yang enggan di sebutkan namanya. (Fi)

Share:
Komentar

Berita Terkini