Misteri Kera Pelangon : Makam Keramat Hingga Kerajaan Monyet

Redaktur author photo

inijabar.com - Cirebon - Tersembunyi di antara lereng bukit hijau Desa Babakan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terdapat sebuah destinasi wisata unik bernama Wisata Kera Plangon. 

Lokasi lebih dari sekadar objek wisata alam, tempat ini memadukan keindahan panorama, nilai sejarah, dan legenda mistis yang mampu menghipnotis setiap pengunjung. dengan lama perjalanan sekitar 45 menit dari kota Cirebon. Lokasi ini berada di desa Babakan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon.

Perjalanan menuju Wisata Kera Plangon diawali dengan menyusuri jalan setapak berbatu yang dipayungi rimbunnya pepohonan. Suasana sejuk dan kicauan burung menyambut kedatangan, membawa ketenangan jauh dari hiruk-pikuk perkotaan.

Langkah kaki selanjutnya akan dituntun oleh ratusan anak tangga batu yang menanjak ke puncak bukit. Tak perlu khawatir lelah, keindahan alam di sepanjang jalur pendakian akan membayar lunas setiap tetes keringat.

Sesampainya di puncak, pemandangan hijau membentang luas di hadapan mata. Hamparan sawah, perkebunan, dan aliran sungai Ciwulan yang jernih bak pita hijau melengkapi lukisan alam yang sempurna.

Puncak bukit Plangon juga menyimpan nilai sejarah dan religi. Di sana terdapat dua makam keramat, yakni makam Pangeran Panjunan dan Pangeran Kejaksan. Konon, kedua pangeran merupakan putra Sultan Sepuh IV Kesultanan Cirebon yang memilih hidup zuhud di Plangon.


Legenda masyarakat setempat menyebutkan bahwa awalnya hanya ada sepasang monyet yang dibawa oleh Pangeran Panjunan dari kunjungannya ke Aceh. Namun, karena lingkungan yang cocok dan subur, populasi monyet berkembang biak dengan pesat dan menjadikan bukit Plangon sebagai 'kerajaan' mereka.

Kawanan monyet ekor panjang berjumlah sekitar 99 ekor ini (Asmaul Husna), memang menjadi daya tarik utama Wisata Kera Plangon. Mereka bergelantungan bebas di pepohonan, berkejaran di tanah, dan tak jarang mendekati pengunjung dengan harap-harap cemas.

Namun, perlu diingat untuk selalu berhati-hati dan tidak mengganggu mereka. Jangan lupa membawa kacang atau buah-buahan sebagai bekal untuk berinteraksi dengan para penghuni 'kerajaan' ini.

Selain keindahan alam dan kisah mistisnya, Wisata Kera Plangon juga menawarkan berbagai aktivitas menarik lainnya. Pengunjung dapat berziarah ke makam keramat, berfoto dengan latar belakang pemandangan yang memukau, atau sekadar bersantai sambil menikmati udara segar.

Plangon berasal dari bahasa Tegal, yaitu Klangenan, yang berarti tempat atau bukit untuk menenangkan diri.

Untuk bisa mencapai puncak pengunjung harus menapaki anak tangga yang berjumlah 224. Nama Plangon menurut juru kunci berasal dari bahasa Tegal yaitu Klangenan.

Pangeran Kejaksaan dan Pangeran Panjunan adalah anak dari Raja Sulaeman bin Hud Al Baghdad seorang raja dari Kerajaan Baghdad, Irak. 

Gapura bergaya Hindu langsung menyambut begitu pengunjung akan memasuki taman wisata alam berbalut religi di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat ini. 

Dikelilingi pepohonan jati, luas Plangon mencapai kurang lebih 48 hektar. Pada bagian puncak Plangon terdapat makam Pangeran Panjunan dan Pangeran Kejaksaan.

Monyet-monyet di Plangon sudah terbiasa dengan kehidupan manusia, wisatawan dapat berinteraksi dengan monyet yang ada di sekitar area ini. Pintu yang didesain lebih rendah dari kepala untuk menghormati sebelum memasuki wilayah makam.

Menapaki ratusan anak tangga, pengunjung akan menemukan makam seorang tokoh penyebar agama Islam di tanah Cirebon. Wisata alam dan ziarah ini bernama Plangon, berada di bukit rimbun dengan pepohonan jati sebagai penghiasnya.

Nama ini diberikan oleh Pangeran Panjunan (Syech Syarif Abdurachman) dan Pangeran Kejaksaan, dua anak dari Raja Sulaeman bin Hud Al Baghdad, seorang raja dari Kerajaan Baghdad, Irak.

Juru kunci makam juga mengungkapkan, kedua pangeran tersebut awalnya hanya membutuhkan tempat untuk menenangkan diri ketika menyiarkan Islam yang dianutnya. Kedua pangeran kemudian melakukan pendakian ke Bukit Plangon yang sebelumnya bernama Gunung Rabo. Karena terpikat dengan kedamaian yang tercipta, Pangeran Panjunan dan Pangeran Kejaksaan tinggal dan menetap hingga akhir hayatnya.

Makam kedua pangeran ini dapat dikunjungi di bagian puncak Bukit Plangon. Susunan bata merah menjadi landasan yang dipakai untuk menopang struktur bangunan. Selain itu, pada bagian temboknya dihiasi dengan keramik perpaduan gaya Arab dan Eropa.

Pada bagian dalam makam yang berukuran 3,15 x 3,25 m ini terdapat dua pintu yang ditujukan untuk Pangeran Panjunan dan Pangeran Kejaksaan. Pengunjung bisa memasuki jika mendapatkan izin dari juru kunci.

Menariknya, ketika mengunjungi Situs Plangon, pengunjung akan menyaksikan kawanan monyet yang dibiarkan bebas berkeliaran di sekitar area wisata ini.

Konon, awalnya hanya ada sepasang monyet yang dibawa oleh Pangeran Panjunan dari kunjungan ke Aceh. Namun karena lokasi yang tepat dan cocok secara geografis, kawanan monyet ini berkembang biak dan menjadi penghuni Bukit Plangon.

Kawanan monyet ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Bergaul dan berbaur bersama mereka menjadi keasyikan tersendiri. Cara memanggil kawanan monyet tersebut juga sangat unik, yakni dengan memukul salah satu pohon tua yang terdapat lubang di bagian tengahnya, sontak kawanan monyet akan turun dengan sendirinya.

Objek wisata Plangon merupakan perpaduan nilai-nilai sejarah, kesejukan alam dengan adanya komunitas monyet dalam jumlah yang banyak di sana. 

Kabupaten Cirebon banyak pilihan destinasi wisata, mulai dari wisata alam, wisata religi, wisata kuliner maupun wisata fashion seperti batik. Daerah yang terletak di kawasan utara Jawa Barat ini juga, sarat dengan berbagai macam kisah yang menjadikan Cirebon sebagai daerah yang memiliki banyak peninggalan di dalamnya.(Jael)

Share:
Komentar

Berita Terkini