Lama Vakum Sejumlah Klub Bulutangkis Desak Muskot PBSI Depok

Redaktur author photo


Atlet PBSI Depok : Sejumlah atlet yang akan berangkat ke Popda Jabar

inijabar.com, Depok – Vakumnya atau kekosongan kepengurusan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kota Depok menjadi sorotan oleh sejumlah klub bulu tangkis resmi di bawah PBSI Depok yang menyuarakan kekhawatiran mereka. 

Situasi ini dinilai akan menghambat pembinaan atlet dan mengancam prestasi bulu tangkis Depok, baik di tingkat regional maupun nasional.

Salah satu pemilik Klub PBSI Depok, Bram mengungkapkan gambaran kondisi saat ini dengan perumpamaan yang kuat  ibarat 'Seperti anak ayam kehilangan induk'.

"Tanpa kepengurusan yang aktif, klub-klub ini merasa kehilangan arah dan bimbingan. Hal ini secara langsung merugikan para atlet dan menghambat perkembangan bulu tangkis di Depok," ujar Bramantyo kepada wartawan, Minggu (14/9/2025).

Menurut Bram dalam situasi ini kepengurusan baru PBSI Depok harus segera dibentuk. Sosok seorang Ketua yang dicari adalah harus figur yang tegas, konsisten, dan benar-benar peduli terhadap pembinaan atlet, bukan hanya sekadar janji. 

"Yang terpenting adalah konsistensi dan ketegasan," tegasnya.

Selain masalah kepengurusan yang vakum, para pemilik klub juga mengkritik minimnya dukungan konkret dari PBSI. Ia mencontohkan sebagian besar biaya operasional yang dikeluarkan mulai dari peralatan hingga biaya harian, ditanggung secara mandiri oleh klub. 

"Perhatian sekecil apapun, bahkan hanya dukungan kock, akan sangat berarti bagi klub-klub kecil," ungkap Bram.

Tambahnya, ia juga menyoroti masih adanya praktik "titipan" dalam seleksi atlet. Maka dari itu Bram mendesak agar sistem seleksi atlet yang akan mewakili Depok nantinya dilakukan secara transparan dan objektif, berdasarkan prestasi dan kualitas, bukan karena ada faktor kedekatan dengan pengurus. 

"Praktik ini dinilai merugikan atlet dan mencederai sportivitas," pungkasnya.

Kekhawatiran yang sama juga diungkapkan oleh perwakilan klub lainnya, Faisal. Ia menyoroti dampak langsung dari kevakuman ini, salah satunya yakni terhambatnya keikutsertaan atlet dalam berbagai ajang kejuaraan resmi seperti POPDA dan turnamen penting lainnya. 

Faisal mendesak agar Musyawarah Olahraga Kota (Musorkot) segera dipercepat demi keberlangsungan program pembinaan dan turnamen.

Faisal juga mengkritik lemahnya perhatian PBSI terhadap para atlet. Turnamen yang jarang diadakan membuat banyak atlet muda Depok berpindah ke daerah lain. 

"Ketua PBSI jarang turun langsung. Setahun sekali pun hanya saat kejurkot. Bagaimana mau tahu perkembangan atlet kalau tidak pernah hadir di lapangan," keluhnya.

Dengan kondisi yang berlarut-larut ini, harapan para pemilik klub sangat jelas bahwa Kepengurusan PBSI Depok yang baru nantinya harus lebih peduli. Tanpa perhatian dan kepedulian yang lebih besar, mustahil untuk memajukan bulu tangkis di Kota Depok. (Risky)

Share:
Komentar

Berita Terkini