![]() |
| Anggota Komisi IV DPRD Kota Bekasi Ahmadi |
inijabar.com, Kota Bekasi- Anggota Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Ahmadi Madong, meminta penjelasan dari Dinas Pariwisata terkait penetapan wilayah Kranggan sebagai kampung budaya yang dinilai belum jelas arah perencanaan maupun perhatian pemerintah.
“Apa ini memang sudah ditandatangani sebagai kampung- kampung cekang budaya ya? Dari mana? Sudah ada sebelumnya?” ujar Ahmadi.
Ia mengaku belum mengetahui secara detail proses penetapan itu.
“Kalau ini saya belum tahu, tapi setahun yang lalu saya sudah ditandatangani sebagai kampung budaya,” ujarnya.
Ahmadi menjelaskan, pembahasan ini bukan untuk menolak pengembangan budaya, melainkan memastikan agar perhatian dan alokasi anggaran pemerintah benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat setempat.
“Saya saat ini bukannya lagi difokuskan ke budaya, cuma biasanya kayak tempat biasa aja gitu, kurang perhatian dari pemerintah,”Tambahnya
Untuk itu, pihaknya berencana memanggil Dinas Pariwisata dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP).
“Nanti kita panggil dulu di RDP karena Dinas Pariwisata ini kan baru, kadisnya juga baru. Nanti kita pengen lihat program kerja beliau, apakah menyentuh ke arah itu atau memang belum menjadi perhatian,” kata Ahmadi.
Menurut Ahmadi, fokus pembangunan Kota Bekasi selama ini lebih banyak pada sektor barang dan jasa yang menjadi sumber utama Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Bekasi fokusnya itu kan barang dan jasa sebenarnya. Hari ini hotel, restoran, ke situ lebih banyak PAD yang masuk. Penambahan itu memang menarik,” terangnya.
Meski demikian, ia optimistis pemerintah kota tetap memberi ruang bagi pengembangan sektor budaya.
“Kita tahu Pak Wali senang banget dengan budaya. Ya harapannya eksekutif hari ini memperhatikan lah. Kita kan butuh perhatian sebenarnya pemerintah harus hadir betul-betul melalui kajian agar budaya itu tidak dipukul rata,” ujarnya.
Ahmadi juga menekankan pentingnya kajian mendalam terhadap kekhasan budaya Kranggan agar tidak disamaratakan dengan wilayah lain.
“Budaya nggak bisa dipukul rata. Memang ada kultur yang harus pelan-pelan prosesnya. Tim kajian ini harus benar-benar konferensi terkait masalah secara menyeluruh, terkait cagar budaya yang ada di Kranggan, karena kultur-nya berbeda,” ujarnya.
Ia menambahkan, keunikan budaya Kranggan justru harus menjadi kekuatan daerah.
“Justru itu yang menjadi ikoniknya. Dan jangan sampai perbedaan yang ada di Kranggan ini ditangani dengan salah oleh pemerintah,”tandasnya.(firman)



