![]() |
| Ilustrasi |
inijabar.com, Kota Bandung- Dosen FTI (Fakultas Teknik Ineformasi) ITB Prof Dr Made Tri Ari Penia Kresnowati menyatakan, Kota Bandung dikenal kreatif dalam mengolah makanan, termasuk camilan berbahan dasar tepung aci, seperti cilok, cireng dan makanan 'ci-ci" lainnya.
Camilan ini, kata dia, dianggap memiliki tantangan tersendiri untuk meningkatkan kandungan gizi produk-produk tersebut.
"Kita sangat mengenal cireng cimol segala macam, nah ini mungkin tantangan besar mengemas 'ci-ci' itu menjadi suatu yang punya gizi lebih," kata Tri di sebuah diskusi di ITB Bandung. Kamis (20/11/2025)
Dia mengatakan, ketidakseimbangan gizi masih terjadi, mulai dari obesitas, kekurangan gizi umum, hingga stunting. Karenanya, kesadaran masyarakat terhadap pangan bergizi masih perlu ditingkatkan. Menurutnya, variasi produk pangan bergizi alternatif harus lebih banyak disediakan agar masyarakat memiliki pilihan yang lebih sehat.
Sebagai solusi, Tri mendorong pemanfaatan bahan pangan lokal yang memiliki potensi besar.
Tri juga menekankan pentingnya mengurangi fanatisme pada satu jenis makanan seperti nasi dan mulai memaksimalkan sumber karbohindrat maupun protein lokal seperti singkong, ubi dan komoditas lain.
Sementara itu, Plt Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Kesehatan Kota Bandung, Dewi Primasari mengungkapkan, pola konsumsi masyarakat yang cenderung memilih makanan berbahan dasar aci seperti cireng, cimol atau cilok, terutama pada keluarga dengan anak stunting.
Meski aci masih menjadi sumber karbohidrat, ia menilai masyarakat sering mengabaikan kesimbangan gizi.
"Itu boleh, hanya tadi prinsip kesimbangan dipenuhi juga sumber proteinnya, sumber sayur serat mineralnya. Masyarakat kita itu ingin mudahnya saja. Kan udah makan cilok satu mangkok kenyang tapi dia gak peduli nilai gizinya," ujarnya.
Dewi juga menyatakan, saat ini Indonesia sedang menghadapi masalah triple burden malnutrition, kekurangan gizi, kelebihan berat badan, serta kekurangan zat gizi mikro.
Dia menyebut anemia masih banyak ditemukan pada sepertiga remaja, ibu hamil, bahkan orang dewasa.
"Untuk itu, awal 2025 pemkot Bandung menerbitkan Peraturan Wali Kota nomor 6 Tahun 2025 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (germas), yang menekankan pola makan sehar, aktifitas fisik dan perilaku tidak merokok,"ungkapnya.(*)



