![]() |
| Ilustrasi |
inijabar.com, Kota Bekasi- Beredarnya Whatsapp Grup (WaG) yang berisi percakapan para direksi BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) di Kota Bekasi dan walikota Bekasi yang isinya soal rencana Family Gathering suami istri yang ada di anggota grup WA bernama Pimpinan BUMD tersebut menuai komentar beragam termasuk dari Ketua LSM KOMPI (Komite Masyarakat Peduli Indonesia) Ergat Bustomi.
Ergat juga mengaku mendapatkan temuan juga beredarnya di kalangan birokrat Pemkot Bekasi tentang Surat Tugas (ST) yang ditujukan untuk petinggi BUMD mengikuti rapat kordinasi judul acaranya yang digelar pada 31 Oktober 2025 di sebuah villa di wilayah Citeureup Kabupaten Bogor.
Surat Tugas bernomor 800.1.11.1/627 yang ditandatangani Walikota Bekasi Tri Adhianto itu diduga merupakan implementasi dari ajakan walikota soal rencana family gathering yang tercantum dalam grup WaG yang beredar tersebut.
"Kita menduga surat tugas yang berisi rapat kordinasi dengan BUMD di Kota Bekasi hanya kamuflase dari piknik nya mereka,"ujarnya Senin (3/11/2025)
Kota Bekasi, kata Ergat, dikenal sebagai salah satu kota penyangga utama Ibu Kota yang memiliki potensi ekonomi besar. Namun, di tengah pertumbuhan pesat dan kebutuhan pelayanan publik yang meningkat, peran BUMD masih menjadi bahan evaluasi serius," ungkapnya.
"BUMD di Kota Bekasi semakin kehilangan arah ketika kepala daerah nya tidak berorientasi pembinaan profesional malah sibuk 'minta dilayani',"ucapnya. Senin (3/11/2025)
Ergat meminta kepala daerah jangan jadikan BUMD Kota Bekasi jadi 'sapi perahan'. Kembalikan mereka untuk fokus profesional membangun perusahaan yang dipimpinnya.
"Dari percakapan WA grup yang beredar dikalangan ASN di Pemkot Bekasi itu tergambar pola salah pembinaan pada dirut BUMD,"katanya.
Berdasarkan evaluasi dalam beberapa tahun terakhir, kontribusi BUMD terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih tergolong rendah. Sejumlah BUMD bahkan dinilai belum optimal dalam tata kelola keuangan dan pelayanan masyarakat.
"Contoh PTMP itu kan belum ada PAD yang masuk. Akhirnya sibuk kegiatan-kegiatan di luar perusahaan,"terangnya.
Wali Kota Bekasi, kata dia, perlu mereformasi struktural dan manajerial di tubuh BUMD, dengan fokus pada efisiensi, transparansi, dan profesionalitas pengelolaan.
“BUMD bukan hanya soal laba, tapi tentang kepercayaan publik. Kita ingin BUMD di Bekasi dikelola profesional, transparan, dan berorientasi pelayanan,” ujarnya menirukan pernyataan salah satu pejabat Pemkot Bekasi.
Selain itu, kata Ergat, walikota juga harus menekankan pentingnya audit rutin terhadap laporan keuangan BUMD, baik oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) maupun auditor independen, untuk memastikan akuntabilitas penggunaan modal daerah.
Dia juga menyatakan, sektor digital harus menjadi salah satu arah baru kebijakan Pemkot Bekasi terhadap BUMD. Misalnya, PDAM Tirta Patriot didorong untuk mengembangkan sistem pembayaran dan pelayanan pelanggan berbasis daring, sementara BPRS Patriot diarahkan memperluas layanan keuangan digital agar lebih mudah diakses masyarakat berpenghasilan rendah.
Ergat menyatakan, langkah-langkah ini diharapkan dapat mempercepat transformasi BUMD menuju model bisnis modern yang berdaya saing tinggi.
Selain memperkuat kapasitas internal, lanjut dia, Pemkot Bekasi juga mendorong kemitraan strategis antara BUMD dan sektor swasta. Skema kerja sama ini dinilai bisa membuka peluang investasi baru dan mengurangi ketergantungan BUMD terhadap suntikan dana APBD.
"Kota Bekasi punya potensi ekonomi besar. BUMD harus menjadi lokomotif pembangunan, bukan beban anggaran,” kata Ergat.
Meski arah kebijakan terlihat jelas, realitas di lapangan menunjukkan masih banyak tantangan. Masalah klasik seperti manajemen yang belum efisien, lemahnya inovasi bisnis, dan rendahnya disiplin pelaporan keuangan masih membayangi sejumlah BUMD.
"Selain itu, intervensi politik dalam pengambilan keputusan juga kerap disebut sebagai salah satu hambatan pembenahan,"jelasnya.
Jika kebijakan ini dijalankan konsisten, kata Ergat, BUMD di Bekasi bukan hanya menjadi lembaga penyerap anggaran, tetapi juga simbol keberhasilan daerah dalam mengelola potensi ekonomi secara mandiri dan berintegritas.
Sebelumnya diberitakan, beredarnya percakapan grup Whatsapp yang diberinama Pimpinan BUMD yang anggota grup disinyalir semua direktur di BUMD yang ada di Kota Bekasi plus diduga ada juga Walikota Bekasi Tri Adhianto (TA) di WAG tersebut.
Dalam percakapan tersebut pemilik nomer bernama TA memulai percakapan dengan menyapa.
"Selamat siang selamat weekend. Bagaimana rencana kita Family Gathering suami dan istri. Kalau diadakan Senin malam Selasa atau Selasa malam Rabu. Cari glamping tenda sekitar sentul saja,"ujar anggota grup berinisial TA tercatat pads pukul 09.33 wib.
Chat an tersebut kemudian direspon anggota grup WA tersebut.
"Siaappp ikut arahan,"jawab anggota berinisial DR yang disinyalir merupakan salah satu Dirut BUMD ini.
Senada dikatakan anggota grup itu bernama AS yang juga salah satu Dirut BUMD ini.
"Siap selamat pagi dan selamat weekend Pak Wali,"tulisnya ditambah imoji tangan.
Kemudian, direspon kembali oleh anggota grup berinisial DR dengan kalimat bertanya.
"Happy Sunday. Nginap 1 malam ya pa wali?. Di pullman Ciawi. PTMP siap sponsor 6 kamar,"tulis DR.(*)



